Bisnis.com,JAKARTA—Kementerian Koperasi dan UKM meresmikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Alor Selatan, Nusa Tenggara Timur senilai Rp1,5 miliar untuk meningkatkan peranan pelaku usaha mikro dan kecil pada perekonomian masyarakat setempat.
I Wayan Dipta, Deputi Bidang Produksi Kementerian Koperasi dan UKM, mengemukakan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kelaisi Timur, Alor, NTT bisa disebut fenomenal, karena mampu memenuhi kebutuan listrik setempat.
”Operasionalnya dikelola Koperasi Unit Desa (KUD) Beringin setelah peresmiannya pada, Miggu (1/06), dan diharapkan bisa membantu pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) selain untuk rumah tangga yang telah lama memimpikan penerangan listrik,” katanya kepada Bisnis, Senin (2/6/2014).
Yang menjadi misi utama Kementerian Koperasi dan UKM ketika membangun PLTMH, menggerakkan ekonomi produktif. Di antaranya, menggerakkan industri makanan dan minuman (mesin pengolah kopi), kerajinan kayu dan pertukangan, jasa foto copy dan lainnya.
Semuanya, kata Wayan, dimaksudkan untuk menciptakan lapangan kerja baru (pro job), meningkatkan pendapatan (pro growth) yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat (pro poor). Instansi itu membangun PLTMH dengan APBN, karena secara nasional rasio elektrifikasi baru 80%.
Artinya sebanyak 20% masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat perdesaan belum tersentuh penerangan listrik. Papua misalnya, rasio elektrifikasi baru mencapai 35%, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 56% sehingga kedua wilayah itu tercatat memiliki rasio elektrifikasi terendah di Indonesia.
Program PLTMH Kementerian Koperasi dan UKM dilaksanakan sejak 1996, dan sampai 2013 mengalokasikan pembangunan 41 titik yang semuanya dikelola koperasi. Ke-41 titik tersebar di 27 kabupaten pada 14 provinsi dengan total daya sebesar 1,897 megawatt serta melistriki sekitar 7.396 rumah tangga.
”Selain itu juga menggerakkan ekonomi lokal berdasarkan potensi kearifan lokal wilayah setempat. Misalnya melakukan pengolahan kopi, kakao, penggilingan padi, kerajinan rotan, perbengkelan kayu dan produksi lain yang menggunakan tenaga listrik.”
Pengembangan bisnis pegiat koperasi dan usaha mikro kecil atau anggota koperasi, diyakini mampu mendorong peningkatan dan penyerapan kerja, peningkatan pendapatan koperasi dan anggota koperasi serta masyarakat lain yang terlibat dalam bisnis lokal.
Melalui efek multipliernya secara langsung maupun tidak langsung, akan mendorong pertumbuhan usaha-usaha baru lainnya di hulu maupun hilir seperti guliran bola salju. “Secara keseluruhan proses kegiatan ekonomi koperasi bisa menggerakkan sektor ekonomi perdesaan yang memberikan dampak positif bagi lapangan kerja baru.”