Bisnis.com, BANGKOK – Kondisi Thailand yang siap meledak kapan saja membuat Kepala Angkatan Bersenjata Negeri Gajah Putih itu meminta pihak-pihak yang bertikai melakukan perundingan.
Jenderal Prayuth Chan-ocha menyebutkan perundingan antara kedua belah pihak yang bertikai akan menjadi prasyarat dicabutnya status darurat militer di Thailand.
Prayuth menyebutkan pencabutan status darurat militer hanya dimungkinkan jika perdamaian dan ketertiban umum kembali normal.
“Kami mendesak semua pihak untuk datang dan berunding guna menemukan jalan keluar bagi kebaikan negeri ini,” ujar Jenderal Prayuth kepada wartawan.
Dia menegaskan, militer telah bertindak untuk memperbaiki tatanan dan membangun kembali kepercayaan investor, setelah selama lebih dari 6 bulan Thailand terombang-ambing dalam kondisi politik tak menentu dan membuat perekonomian merosot.
Dia menegaskan, militer akan melakukan tindakan tegas kepada siapa pun yang menggunakan senjata dan melukai warga sipil.
Seperti diketahui, pihak militer Thailand memberlakukan keadaan darurat di seluruh wilayah negeri itu, Selasa (20/5).
Kondisi darurat itu diklaim pihak militer dilakukan untuk memulihkan ketertiban setelah negeri itu digoyang aksi unjuk rasa yang membuat pemerintahan tidak berfungsi secara semestinya.
Meski memberlakukan keadaan darurat, militer Thailand membantah hal itu sebagai sebuah kudeta.
Pertikaian di Thailand mengerucut pada dua kubu, yakni kubu pendukung mantan perdana menteri yang mengasingkan diri Thaksin Shinawatra yang dimotori sang adik Yingluck Shinawatra melawan kubu Suthep Thaugsuban yang antipemerintahan Yingluck.