Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintahan Vakum, Pasar Keuangan Thailand Bergejolak

Baht merosot ke level terendah selama 1 bulan dan saham terjungkal di tengah kekhawatiran investor global bakal beralih dari Thailand.
Mata uang baht/
Mata uang baht/

Bisnis.com, NEW YORK— Baht merosot ke level terendah selama 1 bulan dan saham terjungkal di tengah kekhawatiran investor global bakal beralih dari Thailand.

Pasalnya, krisis politik semakin memanas akibat keputusan Mahkamah Konstitusional untuk. mendepak Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra.

Sebagai gantinya, pemerintah sementara akan memegang kendali setelah Yingluck diberhentikan sebagai Perdana Menteri Thailand setelah terbukti bersalah dalam menyalahgunakan kekuasaan pada 2011.

“Kekosongan politik akan terjadi berkepanjangan, sehingga tidak mampu memberikan dukungan fiskal apapun,” kata Takahide Irimura, Kepala Riset Emerging Market Kokusai Asset Management Co. di Tokyo, Kamis (8/5/2014).

Bahkan, ungkapnya, keputusan untuk mendepak Yingluck dan beberapa menterinya membuat investor asing semakin kesulitan dalam membeli aset Thailand.

Bloomberg menunjukkan baht terdepresiasi 0,3% menjadi 32,46 per dollar pada 12.28 p.m di Bangkok, penurunan ketiga dalam 3 hari berturut-turut. Sebelumnya, baht mencapai 32,46 pada Rabu (7/5), level terlemah sejak 8 April 2014.

Selain itu, baht telah mengalami penurunan hingga 3% terhadap dollar selama 6 bulan terakhir sehingga mencatatkan performa terburuk di antara 11 mata uang yang sering diperdagangkan di Asia.

Tidak hanya itu, berdasarkan data Thai Bond Market Association, investor global menarik dana dari obligasi senilai US$234 miliar, penarikan terbesar selama 2 bulan. Investor global juga ramai-ramai menjual sahamnya hingga US$62 juta, jumlah terbanyak sejak 14 Maret tahun ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor :
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper