Bisnis. com, BANGKOK— Kendati masih dilanda ketidakpastian politik di Thailand, nilai penjualan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) diprediksi melampaui target bursa saham Thailand tahun ini.
Chanitr Charnchainarong, Kepala Divisi Penerbitan dan Listing bursa saham Thailand mengharapkan perusahaan-perusahaan baru yang melakukan IPO tersebut akan menambahkan nilai gabungan menjadi 220 miliar baht (US$6,8 miliar) pada saham utama dan sekunder.
“Perusahaan yang menjual sahamnya pada 2013 mencapai 348 miliar baht, menambahkan nilai pada harga IPO mereka,” kata Charnchainarong di Bangkok, Selasa (22/4/2014).
Acuan indeks saham SET mengalami kenaikan 8,8% tahun ini ke level tertinggi selama 5 bulan terakhir, mencatatkan performa terbaik keempat di Asia setelah Indonesia, Filipina, dan Vietnam.
Berdasarkan pelacakan Bloomberg, investor asing kembali membeli saham Thailand sebesar US$309 juta pada kuartal I/2014. Aliran dana masuk melalui pasar saham tersebut merupakan pertama kalinya pada kuartal awal tahun ini.
“Sejumlah perusahaan berusaha untuk mendiskusikan rencana IPO mereka, kembalinya investor, tingginya harga saham, dan mulai meredanya kondisi politik memicu investor asing kembali menanamkan modal di Thailand,” ungkapnya.
Korporasi Thailand memompa dana hingga US$5,7 miliar melalui IPO tahun lalu, naik 245% dari 2012. Pembiayaan infrastruktur oleh BTS Group Holdings (BTS) dan True Corp juga membantu memacu penawaran ekuitas pada 2013.
Data Bloomberg menunjukkan eksodus modal ke luar Thailand mencapai US$3,8 miliar selama 4 bulan hingga 28 Februari 2014 menyusul protes anti pemerintah yang memicu aksi kekerasan. Akibatnya, pemerintah terpaksa memberlakukan ‘kondisi darurat’ untuk mengurangi ketegangan sekaligus meminimalisasi aksi kekerasan yang telah memakan korban 25 orang.
“Akan ada banyak aktifitas IPO perusahaan Thailand tahun ini dengan investor asing yang memperlihatkan ketertarikannya. Kebanyakan investor juga memperkirakan kondisi politik akan kembali mereda,” tambah Korawut Leenabanchong, Kepala Divisi UOB Asset Management (Thailand) Ltd. (Bloomberg/Reuters)