Bisnis.com, JAKARTA- Mata uang India, rupee goyah tiga hari terakhir, setelah Gubernur bank sentral Amerika the Federal Reserve Janet Yellen menunjukkan isyarat akan mempertahankan stimulus ekonomi yang mendorong permintaan aset di negara berkembang.
Yellen menunjukkan indikasi akan tetap mempertahankan bunga rendah AS, untuk terus mengawali inflasi dan tenaga kerja yang mendorong pemulihan ekonomi.
Patokan saham India S&P BSE Sensex menanjak 1,6%, lonjakan pertama dalam empat hari terakhir dan tertinggi dalam sepekan.
“Isyarat Yellen berdampak positif pada pasar saham lokal dan Rupee,” kata Paresh Nayar, kepala bidang pasar uang dan mata uang di FirstRand Ltd, Mumbai seperti dikutip Bloomberg..
Dari data bank lokal yang diperoleh Bloomberg, rupee menanjak 0,2% menjadi 60.2925 per dolarnya. Sebelumnya, nilai tertinggi adalah 59.60 per dolar, yaitu pada 2 April lalu, menanjak 2% dalam kurun waktu 3 bulan. Hari libur Jumat (18/4/2014) pasar mata uang India tutup.
Namun, apresiasi rupee mungkin akan terbatas, mengingat masih terjadi percepatan inflasi dan penurunan produksi industri.
Berdasarkan data resmi, pada Maret lalu, indeks harga grosir India naik 5,7%, tertinggi dalam 3 bulan terakhir. Produksi industri pada Februari 2014 mengalami tekanan 1,9% dibanding produksi Februari pada tahun sebelumnya. Nilai ini merupakan penurunan terbesar sejak Mei 2013.