Bisnis.com, SINGAPURA - Peso, mata uang Filipina, menguat ke level tertinggi selama satu bulan terakhir menyusul meningkatnya ekspor pada Februari 2014.
Data pemerintah menunjukkan pengapalan ke luar negeri melesat 24,2% pada Februari tahun ini dari periode yang sama tahun lalu. Padahal, ekspor hanya naik 9,2% pada Januari 2014, sedangkan survei Bloomberg memperkirakan kenaikan sekitar 16,6%.
Badan Pusat Statistik menyebutkan total ekspor Filipina mencapai US$4,65 miliar tahun ini, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu US$3,74 miliar.Angka ekspor pada Februari tahun ini merupakan yang tertinggi sejak Desember 2010.
Data lainnya, bursa Filipina mencatat investor asing menyuntikkan dana hingga US$100 juta ke saham lokal pada bulan ini. Jumlah tersebut menambah total dana asing masuk tahun ini menjadi US$494 juta.
Menurut Tullett Prebon Plc., penguatan ekspor berimbas pada akselerasi peso 0,5% menjadi 44,53 per dollar pada 10.49 a.m waktu Manila. Mata uang Filipina tersebut sempat menembus 44,75 per dollar, level tertinggi sejak 11 Maret 2014.
“Angka ekspor melesat, melampaui estimasi. Aliran dana masuk ke Filipina disebabkan oleh meningkatnya prospek ekonomi, begitu juga kebijakan pemerintah selama ini,” kata Saktiandi Supaat, analis mata uang Malayan Banking Bhd. di Singapura, Kamis (10/4).
Di lain pihak, Sekretaris Anggaran Butch mengemukakan pemerinta juga merencanakan untuk meningkatkan belanja guna menggenjot pertumbuhan ekonomi menjadi 8,5% pada 2016. Ekonomi Filipina tumbuh 7,2% pada tahun lalu.
Untuk tahun ini, Filipina menargetkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 6,5%-7,5% tahun ini, setelah sempat meraih angka pertumbuhan tercepat di bawah China tahun lalu.
Tradition Financial Services menyatakan imbal hasil obligasi 8% yang jatuh tempo Juli 2031 merosot 2 basis poin atau 0,02% menjadi 4,87%.