Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Ukraina: Giliran Donetsk Ingin Pisahkan Diri & Gabung Rusia

Warga pendukung Rusia di wilayah Donetsk kini juga menuntut pemisahan diri dan memproklamasikan pembentukan republik rakyat berdaulat, yang merdeka dari kekuasaan Ukraina.

Bisnis.com, DONETSK--Krisis Ukraina makin liar. Setelah refendum Crimea memilih bergabung dengan Rusia, kini perpecahan negara makin melebar

Warga pendukung Rusia di wilayah Donetsk kini juga menuntut pemisahan diri dan memproklamasikan pembentukan republik rakyat berdaulat, yang merdeka dari kekuasaan Ukraina.

Deklarasi pemisahan diri itu dilontarkan para pengunjuk rasa yang menduduki gedung utama pemerintah di Donetsk, kota di Ukraina timur.

Keputusan itu diumumkan kepada media oleh juru bicara pengunjuk rasa, yang keluar dari gedung tersebut, tulis AFP, Senin (7/4/2014).

Rekaman di YouTube menunjukkan salah satu pembicara Rusia mengatakan kepada majelis penuh dari mimbar,

"Dengan mengupayakan negara kerakyatan, sah dan berdaulat, saya menyatakan pembentukan negara berdaulat Republik Rakyat Donetsk," ujar salah seorang pembicara yang diupload di Youtube.

Pengumuman itu disambut gemuruh sorak dari sekitar seratus orang, yang memenuhi auditorium, yang tampak menjadi gedung pemerintah Donetsk.

Laman berita wilayah industri timur Ostrov (pulau) melaporkan bahwa pengunjuk rasa kemudian memutuskan bergabung dengan Federasi Rusia dalam langkah sama dengan yang diambil semenanjung Crimea bulan lalu.

Laman berita itu mengatakan pernyataan tersebut disambut sorak-sorai dan teriakan "Putin, tolong!"

Kantor berita Interfax melaporkan bahwa pemimpin proklamasi Donetsk berjanji mengadakan penentuan pendapat rakyat untuk kedaulatan wilayah itu selambat-lambatnya 11 Mei.

Kemelut pemisahan diri terkini itu Ukraina mendorong Perdana Menteri Arseniy Yatsenyuk mengirim wakilnya, Vitaliy Yarema, ke wilayah tersebut dalam rangka membangun kendali.

Gedung pemerintah Donetsk pada Senin masih dikelilingi sekitar 2.000 pendukung Rusia, beberapa dari mereka bersenjata.

Pengunjuk rasa pendukung Rusia juga masih menguasai markas besar dinas keamanan wilayah timur Lugansk. Pegiat membebaskan gedung pemerintah di Kharkiv pada Senin setelah menduduki semalam.

Gubernur Donetsk Sergiy Toruta mendesak pemerintah mengadakan sidang darurat dewan keamanan dan pertahanan negara di wilayahnya.

"Pada hari ini, rencana dilaksanakan di wilayah Donetsk, Kharkiv dan Lugank untuk mengacaukan perdamaian serta ketenangan sosial dan ekonomi," kata Toruta dalam pernyataan.

Sebagian besar penduduk Crimea berbahasa Rusia dan pada Maret memberikan suara untuk menjadi bagian Rusia, dalam penentuan pendapat rakyat, yang diadakan segera saat tentara Rusia meronda wilayah itu.

Beberapa daerah timur dengan jumlah besar penduduk berbahasa Rusia ingin mengikuti Crimea dan menggelar penentuan pendapat mengenai penggabungan dengan Kremlin ketika Ukraina melakukan pemilihan presiden sela pada 25 Mei.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rustam Agus
Editor : Rustam Agus
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper