Bisnis.com, ST. PETERSBURG - Gazprom Neft, perusahaan minyak dan gas Rusia tidak menghiraukan sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat. Sebaliknya menegaskan bisnis mereka tidak akan terpengaruh atas sanksi tersebut.
Gazprom Neft, yang mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah Rusia itu, juga menyatakan siap menyingkirkan kurs dolar dalam kontrak mereka dan mengalihkan pasokannya ke negara-negara Asia jika dibutuhkan.
CEO Gazprom Neft Alexander Dyukov mengatakan bahwa bank-bank Barat nampaknya akan berhenti bekerja sama dengan Gazprom dan perusahaan sejenis di Eropa tidak ingin ketegangan politik mempengaruhi kerja sama mereka, namun menekankan bahwa perusahaan tengah bersiap menghubungi bank-bank di dalam negeri maupun di Asia.
“Sanksi yang dijatuhkan kepada kami sama sekali tidak berdampak terhadap kinerja perusahaan,” katanya kepada Reuters di markas besar Gazprom Neft yang terletak di St. Petersburg, Ahad (6/4/2014)
Dia menyatakan bahwa dirinya telah menjalin komunikasi dengan beberapa rekanan Gazprom pasca krisis Ukraina. “Tentu saya telah mengontak rekan-rekan di Barat. Pada prinsipnya, mereka tidak tertarik dalam ketegangan tersebut".
Gazprom Neft sendiri telah meneken kontrak kerja sama dengan Royal Dutch Shell untuk eksplorasi di barat Siberia, yang dipercaya akan menjadi sumber minyak utama bagi Rusia.
Dengan sanksi yang telah dijatuhkan AS, Dyukov telah mengantisipasi kemungkinan adanya sanksi lanjutan. “Kami telah berdiskusi dengan para pembeli mengenai kemungkinan untuk mengubah pembayaran mereka dari dolar AS menjadi euro, dan 95% dari mereka menyatakan siap,” katanya.