Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ternyata Orang Kaya di China Paling Sulit Diajak Beramal, Ini Buktinya

Berdasarkan data Indeks Amal Dunia, yang disusun oleh Yayasan Bantuan Amal, peringkat China dalam beramal berada di 133 dari total 135 negara yang disurvei ketika peringkat persentase orang-orang yang memberikan uang untuk amal, sukarelawan atau telah membantu orang lain.

Bisnis.com, SINGAPURA - Berdasarkan data Indeks Amal Dunia, yang disusun oleh Yayasan Bantuan Amal, peringkat China dalam beramal berada di 133 dari total 135 negara yang disurvei ketika peringkat persentase orang-orang yang memberikan uang untuk amal, sukarelawan atau telah membantu orang lain.

Orang terkaya di dunia Bill Gates bersama dengan sesama milioner Warren Buffett menjadi berita utama pada 2010 ketika mereka meminta 50 orang terkaya China untuk makan malam filantropi dan sepertiga tidak menghadiri undangan tersebut, dilaporkan karena kekhawatiran mereka akan ditekan untuk menyumbangkan uang.

Sumbangan oleh China atas 100 dermawan pada 2013 turun menjadi US$890 juta, turun 44% dari tahun sebelumnya, menurut Laporan Hurun. Sumbangan pada 2012 juga turun 55%.

Di antara kemungkinan alasan dikutip untuk penurunan tajam dalam sumbangan adalah sejumlah skandal yang melibatkan amal di China yang menyebabkan kekhawatiran atas kemungkinan penyalahgunaan dana.

Pendiri Microsoft Gates berharap Pemerintah China untuk berbuat lebih banyak dalam mendorong orang tajir di Negeri Tirai Bambu itu untuk menyumbangkan sebagian kekayaannnya untuk beramal dan membuat praktik pilantripi menjadi hal umum di negara dengan perekenomian terbesar kedua di dunia tersebut.

Menurut Bank Dunia, pendapatan rata-rata per kapita di China adalah US$6.091 pada 2012 . Tapi pertumbuhan ekonomi negara itu yang pesat telah terutama menguntungkan mereka di kota-kota, dengan orang-orang di banyak daerah perdesaan yang hidup dengan pendapatan tahunan di bawah US$1.000 dan berjuang dengan akses ke pelayanan kesehatan yang memadai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sepudin Zuhri
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper