Bisnis.com, SINGAPURA - Siapa tidak kenal dengan Bill Gates? Orang terkaya di muka bumi yang sebagian besar diperoleh dari perusahaan peranti lunak Microsoft yang didirikannya.
Gates berharap Pemerintah China untuk berbuat lebih banyak dalam mendorong orang tajir di Negeri Tirai Bambu itu untuk menyumbangkan sebagian kekayaannnya untuk beramal dan membuat praktik pilantripi menjadi hal umum di negara dengan perekenomian terbesar kedua di dunia tersebut.
Gates, yang menjalankan yayasan US$38 miliar Bill & Melinda Gates Foundation, mengatakan, dia pikir orang-orang di China akan mengambil isyarat dari kepemimpinan pusat pada sumbangan dan penyebab kekayaan yang diperolehnya.
"Bila Anda memiliki sesuatu seperti bencana [di China], Anda melihat dasar dari kemurahan hati dasar, tetapi jika Anda melihat hal-hal sistemik seperti memberi kepada persoalan kesehatan, memberi kepada perguruan tinggi untuk melakukan penelitian, memberi kepada orang-orang cacat, itu belum ada di sana," ujar Gates kepada Reuters di Singapura, Minggu (6/4/2014).
Pemerintah harus memperkenalkan kebijakan yang akan mendorong pendonor potensial, seperti membuat pajak sumbangan amal dikurangi, katanya.
Menurut Bank Dunia, pendapatan rata-rata per kapita di China adalah US$6.091 pada 2012 . Tapi pertumbuhan ekonomi negara itu yang pesat telah terutama menguntungkan mereka di kota-kota, dengan orang-orang di banyak daerah perdesaan yang hidup dengan pendapatan tahunan di bawah US$1.000 dan berjuang dengan akses ke pelayanan kesehatan yang memadai.
Meskipun penciptaan kekayaan besar terlihat di Asia selama dekade terakhir, filantropi belum lepas landas. Kegiatan amal kebanyakan fokus pada penyebab lokal.
Gates, bersama dengan sesama miliarder Warren Buffett menjadi berita utama pada 2010 ketika mereka meminta 50 orang terkaya China untuk makan malam filantropi dan sepertiga tidak menghadiri undangan tersebut, dilaporkan karena kekhawatiran mereka akan ditekan untuk menyumbangkan uang.
Sumbangan oleh China atas 100 dermawan pada 2013 turun menjadi US$ 890 juta, turun 44% dari tahun sebelumnya, menurut Laporan Hurun. Sumbangan tahun sebelumnya turun 55%.
Di antara kemungkinan alasan dikutip untuk penurunan tajam dalam sumbangan adalah sejumlah skandal yang melibatkan amal di China yang menyebabkan kekhawatiran atas kemungkinan penyalahgunaan dana.
Berdasarkan data Indeks Amal Dunia, yang disusun oleh Yayasan Bantuan Amal, peringkat China 133 dari 135 negara yang disurvei ketika peringkat persentase orang-orang yang memberikan uang untuk amal, sukarelawan atau telah membantu orang lain.
Gates dan Buffett mendorong milioner untuk memberikan setidaknya setengah kekayaan mereka selama hidup mereka melalui mereka "Giving Pledge". Kurang dari sepuluh milioner Asia telah menambahkan nama mereka ke dalam daftar sejauh ini. Sekarang ada 444 milioner di Asia, menurut majalah Forbes.