Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyuluh KB Perlu Diaktifkan Kembali

Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa meminta pemerintah untuk menghidupkan dan mengaktifkan kembali petugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB).

Bisnis.com, JAKARTA-- Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa meminta pemerintah untuk menghidupkan dan mengaktifkan kembali petugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB).

Tujuannya untuk mengurangi angka kematian ibu saat melahirkan, yang jumlahnya kini cukup tinggi. Juga untuk memberikan penyuluhan dan konseling tentang KB, serta bagaimana menjaga ketahanan keluarga.
 
"Dulu sebelum dimatikan, PLKB merupakan lini terdepan dari BKKBN dalam memberikan penyuluhan dan konseling. Masyarakat bisa bertanya macam-macam tentang KB, dan bagaimana membangun ketahanan keluarga," ujar Khofifah di sela-sela Rakornas BKKBN bersama mitra kerja untuk keberhasilan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) 2014, di Jakarta, Selasa (25/3/2014).
 
Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2013, menyebutkan angka kematian ibu (AKI) meningkat  dari 228 per 100.000 kelahiran hidup pada 2012, menjadi 359/100.000 kelahiran hidup.
 
Menurut Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuanini, pemerintah perlu menghidupkan kembali petugas PLKB. Selain itu mengevaluasi berbagai kebijakan terkait dengan hal tersebut.
 
Menjawab permintaan Khofifah tersebut, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal, siap merekrut tenaga PLKB baru.
 
"Dalam waktu dekat kita akan rekrut sekitar 3.000 tenaga PLKB baru di berbagai daerah. Kami nanti akan bekerja sama dengan pemda setempat," ujar Fasli.
 
Menurut Fasli, sebelum berlaku otonomi daerah (Otda), BKKBN memiliki banyak petugas PLKB sampai puluhan ribu orang.
 
"Mereka merupakan ujung tombak program KB. Tapi setelah Otda, mereka direkrut menjadi pegawai pemda. Akhirnya tenaga PLKB berkurang drastis. Padahal mereka sudah siap pakai, sudah mengikuti berbagai pelatihan," ungkap Fasli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmayulis Saleh
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper