Bisnis.com,JAKARTA-Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyelenggarakan Rapat Kerja Teknis (Rakernis) tingkat Nasional Pemantauan Kualitas Air (PKA) sungai 33 provinsi yang berlangsung selama tiga hari dari Senin-Rabu (24-26/3/2014) di Bengkulu.
Data hasil pemantauan tersebut disimpulkan bahwa sekitar 70%–75% sungai yang dipantau telah tercemar baik tercemar ringan, sedang maupun tercemar berat.
Hadir dalam acara ini Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) dan Kepala Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia (LIPI). Pada kesempatan ini dilaksanakan pula dialog interaktif dengan nara sumber Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya, Ketua Harian DNPI, Rachmat Witoelar dan Kepala LIPI.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) telah mengalokasikan dana dekonsentrasi (dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi) agar provinsi dapat melaksanakan pemantauan kualitas air sungai paling sedikit 1 (satu) sungai yang ada di provinsi tersebut.
Dekonsentrasi (pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernursebagai Wakil Pemerintah) di bidang lingkungan hidup diharapkan dapatmeningkatkan kapasitas daerah dalam pemantauan kualitas air khususnya danpengelolaan lingkungan secara umum.
Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya mengatakan rakernis itu dilaksanakan setiap awal tahun yang diikuti oleh 33 Provinsi yang mendapatkan dana rekonsentrasi untuk pemantauan kualitas air. “Ini dilaksanakan sebelum pemantauan dalam rangka upaya menyepakati berbagai hal yang akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pemantauan kualitas air untuk tahun berikutnya,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Selasa (25/3/2014).
Selain Rakernis, Peraturan Menteri dan Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan telah di publikasikan untuk menjadi dasar bagi pelaksana pemantau di daerah. Pemantauan kualitas air sungai di 33 provinsi dengan memanfaatkan dana dekonsentrasi telah dilaksanakan sejak 2008 secara terintegrasi dalam skala nasional.
Menurutnya, selama kurun waktu 2008-2013 telah terkumpul data kualitas airsungai di hampir 57 sungai lintas provinsi, negara dan sungai strategis nasional dari 33 provinsi. Data hasil pemantauan tersebut disimpulkan bahwa sekitar 70%–75% sungai yang dipantau telah tercemar baik tercemar ringan, sedang maupun tercemar berat.
Polutan dominan yang mencemari sungai adalah berasal darisumber-sumber pencemaran limbah domestik (limbah yang berasal dari rumahtangga). Informasi ini akan menjadi prioritas KLH dalam menangani dan arahpengelolaan kualitas air yang disusun.
“Persoalan pencemaran air ini akan semakin meningkat apabila kita tidak melaksanakan tindakan nyata dalam pengendaliannya. Upaya yang telah kita lakukan bersama walaupun belum secara signifikan meningkatkan kualitas airnya namun kita berhasil menahan dan bahkan mengurangi laju beban pencemarannya. Namun jangan berpuas diri,”.
Rakernis pemantauan kualitas air sungai 2014 mengambil tema Peningkatan Pengelolaan Kualitas Air Untuk Menunjang Mitigasi Perubahan Iklim.
Tema ini diambil dengan harapan pelaksanaan PKA di 33 provinsi dapat meningkatkan kualitas air sehingga didapatkan air bersih dansehat dan juga dapat mengurangi/mitigasi emisi gas rumah kaca (GRK) sehingga perubahan iklim dapat diperlambat.
Pada 2014, Provinsi Bengkulu selain menjadi tuan rumah Rakernis juga akan menyelenggaran acara peletakan batu perttama pembangunan IPAL komunal sebagai pilot project dalam menurunkan emisi GRK.
Provinsi Bengkulu mengupayakan menurunkan emisi gas rumah kaca dengan mengelola limbah domestik yang bersumber dari limbah tinja rumahtangga menjadi biogas untuk sumber api kompor gas dan bio elektrik yang digerakkan dari mesin genset.
Ini sebagai proyek percontohan pengendalian pencemaran limbah rumah tangga dan upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (Bensin, Solar) dan LPG.
Melalui dana APBD 2014, Pemerintah Propinsi Bengkulu akan membangunan IPAL Komunal di Pesantren Panca Sila yang menghasilkan Biogas dan Bioelektrik berkerja sama dengan Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI.