Bisnis.com, JAKARTA--Kerja sama antara Indonesia dan Jerman dalam program peringatan dini tsunami (tsunami early warning system/TEWS) yang berjalan sejak 2005 telah berakhir.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya mengatakan salah satu hal penting yang diperoleh dari hasil kerja sama tersebut adalah berhasil membangun sistem peringatan dini tsunami Indonesia (InaTEWS) yang mampu mengeluarkan informasi dalam waktu lima menit.
"Kerjasama berjalan baik dan banyak kemajuan yang kita capai," katanya, Selasa (25/3/2014).
Kemudian dalam tahapannya, kerja sama difokuskan pada pembangunan infrastruktur pengamatan gempabumi dan tsunami di Indonesia atau InaTEWS tersebut yang diresmikan pada 22 November 2008.
Kerja sama berlanjut pada program penguatan kapasitas sumberdaya manusia yang fokus pada penyelenggaraan pelatihan peningkatan kapasitas operator dan keahlian bidang lainnya yang mendukung operasional InaTEWS.
Menurut Andi, setelah kerjasama tersebut berakhir maka InaTEWS diserahkan ke BMKG dan pemeliharaannya dilakukan sesuai dengan rencana induk tsunami.
Wakil Duta Besar Jerman untuk Indonesia Thorsten Hutter mengatakan, kerjasama yang dilakukan berawal dari terjadinya bencana gempabumi dan tsunami 26 Desember 2004 di Aceh yang mengakibatkan lebih dari 200.000 korban jiwa.
"Kita ingin mencegah bencana yang sama di masa depan," ujar Thorsten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
