Bisnis.com, WASHINGTON - Presiden Barack Obama memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Amerika Serikat dan sekutunya tidak akan pernah mengakui hasil referendum Krimea hari Minggu (16/3/2014) waktu setempat.
Dalam pembicaraan telepon, Obama berkata kepada Putin bahwa 95 persen suara mendukung berpisahnya Semenanjung Krimea dari Ukraina untuk bergabung dengan Rusia adalah melanggar konstitusi Ukraina.
"Presiden Obama menekankan bahwa referendum Krimea yang melanggar konstitusi Ukraina dan dilakukan di bawah tekanan intervensi militer Rusia tidak akan pernah diakui Amerika Serikat dan komunitas internasional," umum Gedung Putih seperti dikutip AFP.
Referendum ini akan menandai perubahan peta Eropa paling radikal sejak deklarasi kemerdekaan Kosovo dari Serbia pada 2008.
Obama memperingatkan, "langkah Rusia merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina dan bahwa lewat koordinasi dengan mitra-mitra Eropa kami, kami siap menerapkan ongkos tambahan kepada Rusia atas aksinya itu."
Kremlin menyatakan pembicaraan telepon itu atas prakarsa AS saat hubungan dengan Rusia dan AS jatuh ke titik terendah sejak Perang Dingin.
Putin menjawab Obama bahwa referendum itu sepenuhnya sah, "sejalan dengan norma-norma hukum internasional dan Piagam PBB." (Antara/AFP)
REFERENDUM KRIMEA: Obama, Tak Akan Pernah Akui Krimea
Presiden Barack Obama memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Amerika Serikat dan sekutunya tidak akan pernah mengakui hasil referendum Krimea hari Minggu waktu setempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
20 menit yang lalu
Imigrasi dan Polri Tangkap Buronan Asal Filipina di Bali
45 menit yang lalu
Stafsus Menag Laporkan Barang Diduga Gratifikasi ke KPK
1 jam yang lalu
11 Cara Perkenalan Diri saat Interview Kerja dan Contohnya
1 jam yang lalu