Bisnis.com, MAKASSAR - Impor pesawat Sukhoi dari Rusia ternyata membuat impor bahan modal Sulawesi Selatan melejit, sekaligus menggeser pangsa pasar gandum yang selama ini mendominasi impor Bumi Anging Mamiri itu.
Hal itu terungkap dalam Laporan Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Selatan yang dirilis Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah I Sulampua, kuartal IV/2013.
Bank sentral mengutarakan bahwa impor pesawat udara dan suku cadang Sukhoi, yang dicatat Direktorat Jenderal Bea Cukai sebagai neraca perdagangan Sulsel, menjadi komoditas dengan nilai impor terbesar pada 2013.
“Impor pesawat tempur Sukhoi yang dibeli dari Rusia tersebut berhasil menggeser komodias gandum yang biasanya memiliki pangsa pasar terbesar dalam struktur impor luar negeri Sulsel,” tulis laporan tersebut seperti dikutip Bisnis, Rabu (5/3/2014).
Pangsa impor pesawat udara dan gandum tercatat masing-masing 49,69% dan 17,74% pada 2013. Nilai impor Sukhoi dan suku cadang mencapai US$520,52 juta dan gandum sebesar US$185,84 juta. Kemudian diikuti oleh impor industri lain yang mencapai 13,42% atau US$140,55 juta.
Impor Sulsel 2013 tercatat tumbuh 4,02% (year on year/y-o-y) dari posisi tahun sebelumnya negatif 1,21% (y-o-y). Satu sisi net ekspor Sulsel tumbuh cukup signifikan 19,36% (y-o-y) dari tahun sebelumnya merosot -13,38% (y-o-y).
Deputi Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Wilayah I Sulampua Causa Iman Karana mengutarakan tren impor Sulsel pada tahun lalu meningkat terutama produk barang modal. “Impor produk elektronik juga menunjukkan tren peningkatan, karena konsumsi meningkat sejalan pendapatan mereka,” ujarnya, Selasa (3/3)