Bisnis.com, BRUSSELS - Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel memperingatkan Moskow agar tidak melakukan salah perhitungan dengan melakukan manuver darat dan udara di dekat perbatasan Ukraina.
Sampai saat ini, Ukraina masih belum memiliki pemerintahan definitif setelah jatuhnya Presiden Yanukovich yang pro-Rusia.
Bersama aliansi NATO, Hagel melontarkan peringatan itu setelah Rusia menyiagakan pesawat tempur dan melakukan latihan militer yang diumumkan kemarin, ditambah dengan pendudukan parlemen Provinsi Crimea di Ukraina bagian Selatan.
"Saya berharap Rusia agar transparan terhadap aktivitas militernya, dan saya mendesak mereka untuk tidak gegabah mengambil tindakan, yang bisa disalahartikan atau berbuah miskalkulasi selama waktu yang genting ini," ujar Hagel setelah pertemuan menteri pertahanan dari negara anggota NATO, Kamis (28/2/2014).
Perdana Menteri interim Ukraina Arseniy Yatsenyuk sebelumnya juga memperingatkan Rusia agar tidak memobilisasi tentara keluar dari pangakalan Laut Hitan di Crimea, yang dioperasikan oleh Kremlin berdasar perjanjian dengan pemerintah sebelumnya.
Hagel menuturkan, AS telah melakukan kontak dengan petinggi Rusia untuk mendapatkan rincian latihan militer tersebut dan dia juga mengatakan akan sesegera mungkin berbicara dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.
Berkaitan dengan pendudukan parlemen Crimea oleh gerombolan bersenjata yang kemudian mengibarkan bendera dan meminta reunifikasi sebagai bagian Rusia, Hagel meminta agar tidak terburu-buru melompat pada kesimpulan.
"Masih belum jelas apa yang sebenarnya terjadi di Crimea, dan siapa yang memegang kendali. Mari jaga agar tidak terjadi ketegangan, siapapun dan militer dari manapun diharapkan tidak melakukan langkah provokatif," katanya.