Bisnis.com, BANGKOK -Ancaman kekerasan terus berkumandang di Thailand.
Para pendukung Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra berjanji akan bertindak keras terhadap demonstran antipemerintah yang melumpuhkan hampir seluruh ibu kota negara itu, Bangkok.
Pernyataan dari pendukung pemerintahan Yingluck berpotensi meningkatkan ketegangan pada krisis politik setelah meletusnya bentrokan mematikan beberapa hari lalu.
Pemimpin pendukung pemerintah dari United Front for Democracy against Dictatorship, UDD, menegaskan akan melawan para pendukung antipemerintah yang dipimpin Suthep Thaugsuban.
“Pertarungan ini akan lebih keras dibandingkan sebelumnya. Anda harus menyadari kami [UDD] bisa melakukan apa saja untuk melawan Suthep dan pendukungnya,” tekan Jatuporn Prompan, pemimpin UDD di Nakhon Ratchasima, utara Bangkok, Sabtu (22/2/2014).
Jatuporn menyatakan respons kerasnya terhadap demonstran antipemerintah hanya sesaat setelah serangan bersenjata meletus dan meledak di Khao Saming sehingga menewaskan 2 orang dan melukai setidaknya 41 orang.
Serangan brutal tersebut dilakukan pendukung antipemerintah.
Meski begitu, masih belum jelas apakah Jatuporn akan memanggil pendukung dengan bersenjata lengkap untuk melawan para pengunjuk rasa antipemerintah.
Seperti diketahui, pengunjuk rasa antipemerintah telah menguasai Bangkok dengan mendirikan tenda, menumpuk karung pasir dan ban.
Aksi tersebut dilakukan untuk memaksa turun Yingluck sekaligus melumpuhkan pengaruh politik kakak Yingluck, mantan Perdana Menetri Thailand sebelumnya yaitu Thaksin Shinawatra.
Aksi protes itu merupakan yang terbesar sejak serangan politik mematikan pada 2010 ketika pendukung Thaksin yang menamakan kelompoknya sebagai ‘baju merah’ berkeinginan untuk memaksa turun pemerintahan yang dipimpin oleh Partai Demokrat.
Pada periode tersebut, hampr 90 orang terbunuh dan 2.000 lainnya terluka, ketika Suthep yang ketika itu menjadi Wakil Perdana Menteri memerintahkan aparat keamanan untuk mengambil tindakan keras.
Yingluck tidak hanya dipusingkan dengan banyaknya masyarakat yang meminta dirinya turun, tetapi juga tuduhan yang dialamatkan kepadanya terkait korupsi beras subsidi oleh lembaga antikorupsi Thailand, demikian menurut kantor berita. Reuters.