Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat memasang alat sadap pada hampir 100.000 komputer untuk memata-matai sejumlah institusi termasuk militer Rusia dan China serta perusahaan dagang Uni Eropa dan lembaga yang ada di Arab Saudi, India dan Pakistan.
New York Times edisi Selasa kemarin mengutip sejumlah dokumen dari Badan Keamanan Nasional AS (NSA), pakar komputer dan pejabat AS yang menyatakan bahwa NSA menggunakan teknologi gelombang radio untuk mendapatkan akses guna meretas komputer maupun mesin yang tidak terhubung ke internet.
Harian itu melaporkan bahwa NSA telah menyusupkan papan sirkuit ukuran kecil ke komputer selama beberapa tahun. Teknologi itu memungkinkan komputer yang tidak terhubung ke internet bisa diretas selain mampu menjebol sistem anti mata-mata.
NSA menyebut upaya itu sebagai "pertahanan aktif"' dan telah menggunakan teknologi itu memantau satuan militer China dan Rusia.
Selain itu yang menjadi sasaran mata-mata AS adalah kartel perdagangan obat, institusi perdagangan di Uni Eropa serta sekutu AS seperti Arab Saudi, India dan Pakistan, menurut laporan Times sebagaimana dikutip situs berita aljazeera.com, Kamis (16/1/2014).