Bisnis.com, JAKARTA--Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa mengingatkan salah satu kandidat calon presidennya, Rhoma Irama, untuk lebih hati-hati dalam berbicara di depan publik, sehubungan dengan beberapa polemik yang timbul akibat pernyataan dari Raja Dangdut tersebut.
"Kami akan ingatkan dia untuk lebih hati-hati," kata Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar di Jakarta, Minggu (8/12/2013) malam
Muhaimin mengaku DPP akan melakukan langkah-langkah tertentu untuk mencegah hal serupa dapat terjadi lagi, karena bagaimana pun hal tersebut dikhwatirkan menurunkan citra partai. "Kami akan atasi itu."
Meskipun demikian, dia mengakui bahwa Rhoma merupakan kandidat calon Presiden yang telah memenuhi syarat-syarat dari internal partai, sehingga pantas untuk diusung sebagai capres.
Selain itu, 'pesona' Rhoma, sebagai penyanyi dangdut legendaris, mampu menghadirkan massa di berbagai wilayah yang tidak termasuk basis penting suara partai.
Di Aceh, kata Muhaimin, popularitas Rhoma mampu menggaet 10.000 massa yang begitu loyal menunggu kedatangan pelantun tembang Judi dan Begadang itu. "Saya dan Rhoma baru naik panggung pukul 10.00 malam, tapi massa sudah menunggu sejak 05.00 sore."
Begitu juga di Jawa Barat, popularitas Rhoma mampu menghapuskan pragamatisme politik di masyarakat, karena massa berbondong-bondong datang tanpa ditawari uang transportasi dan imbalan lainnya.
"Sekarang bagaiamana Rhoma dapat merubah itu menjadi elektabilitas," tegas Muhaimin.
Menakertrans mengingatkan Rhoma menanggapi soal kegaduhan politik yang dinilai berbagai pihak akibat usulan Raja Dangdut soal peleburan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Mahkamah Agung. Rhoma menganggap kedua lembaga tersebut memilii fungsi dan kewenangan yang tumpang tindih, dan tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
Dia mengusulkan wewenang MK untuk menyelesaikan sengketa pilkada diserahkan kepada MA. Dengan begitu, menurut Rhoma, kepercayaan pemerintah terhadap lembaga hukum, pascakasus suap mantan Ketua MK Akil Mochtar, dapat pulih kembali. (Antara)