Bisnis.com, JAKARTA - Anggota Tim Pengawas (Timwas) kasus Bank Century, Fahri Hamzah mengatakan sidang impeachment di DPR akan lebih mulai bagi Wapres Boediono dibandingkan dengan diadili di pengadilan umum setelah masa pensiun.
“Tidak ada yang paling baik kecuali menghadapi impeachment bagi Boediono, sebab kalau nanti akan susah,” ujar Fahri di Gedung DPR, Jumat, (6/12/2013).
Menurutnya, sebaiknya Boediono segera datang ke DPR untuk memenuhi panggilan Timwas kasus Century. Pasalnya, DPR bisa saja menggunakan upaya panggil paksa dan hal itu diatur oleh Undang-undang karena Boediono dinilai telah menyembunyikan sebuah kejahatan.
Dia menjelaskan sebagai pengawas tertinggi dari jalannya pemerintahan di negeri ini, DPR memiliki itikad baik untuk meminta klarifikasi terhadap Boediono di DPR. Selain itu, dengan hadirnya Boediono di DPR dalam memberikan keterangan soal pemberian dana talangan pada Bank Century akan bisa dibantu oleh pengacara negara dan Menkumham.
Selain itu, ujarnya, Boediono akan bisa dibantu oleh Presiden SBY sebagai penanggung jawab Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) sehingga tidak merugikan beliau.
Sebelumnya, Anggota Timwas Century Bambang Soesatyo mengatakan urgensi dari pemanggilan Wapres Boediono adalah agar DPR dapat meminta klarifikasi mengenai beberapa pernyataannya. Dia harus menjelaskan kepada publik tentang dua pernyataan berbeda yang diucapkan sehubungan dengan Bank Century, ujarnya.
"Pada pernyataan pertamanya di Pansus Century, Pak Boediono mengatakan bahwa Bank Century itu di-bailout, tetapi kemudian ia mengatakan Bank Century itu diambilalih. Itu kan dua hal yang sangat jauh berbeda," ujarnya.
Pernyataan lain yang harus diklarifikasi oleh Timwas Century adalah soal pernyataan mantan Gubernur Bank Indonesia itu bahwa penyelamatan Bank Century melalui pemberian dana talangan untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia.
"Nah kalau dikaitkan dengan keterangan dari Pak Jusuf Kalla, dikatakan bahwa sebenarnya tidak ada kegentingan ekonomi yang memaksa untuk mengeluarkan dana talangan,” ungkapnya.