Bisnis.com, JAKARTA--Mulai tahun depan tidak ada lagi peserta didik Sekolah Dasar (SD) yang tinggal kelas atau tidak naik kelas. Hal ini seiring dengan penilaian di rapor SD, yang mencakup sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam bentuk deskriptif tidak lagi angka.
"Penilaian di SD tidak ada angka, tetapi narasi. Mereka tidak tinggal kelas. Bagi yang belum memahami pelajaran, meskipun naik kelas akan diberikan remedial," kata Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Ramon Mahondas di Jakarta seperti dimuat dalam laman Kemendikbud, Senin (2/12/2013).
Menurut Ramon, saat ini telah dilakukan pelatihan untuk guru pendamping yang turun di lapangan. Mereka, katanya, telah dijelaskan baku bentuk rapor, cara menilai dan memberikan angka.
Dia menjelaskan pelatihan guru yang akan dilaksanakan tahun depan mencakup 150.000 sekolah atau lebih besar dibandingkan tahun ini yang hanya 6.000 sekolah.
Kepala Unit Implementasi Kurikulum Kemdikbud Tjipto Sumadi mengutarakan, penilaian rapor siswa SD menggunakan bahasa positif karena usia anak masih dalam usia emas atau golden age. "Hal ini dilakukan untuk memotivasi anak."
Sementara itu, Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Dadang Sudiyarto menambahkan, pada tahun depan tidak ada lagi ujian berstandar nasional untuk SD, tetapi diselenggarakan ujian sekolah/madrasah. “Ujian ini mencakup SD, SDLB, dan Paket.”
Ia menyebutkan ujian sekolah/madrasah SD/SDLB/MI/Paket A/Ula dilaksanakan pada 19-21 Mei
Adapun mata pelajaran yang diujikan yaitu matematika, bahasa Indonesia, dan IPA untuk SD/MI dan bahasa Indonesia, matematika, IPS, dan PKN untuk SDLB.
"Sebanyak 25 persen kisi-kisi soal dari pemerintah pusat dan 75% dari satuan pendidikan berkoordinasi dengan kabupaten/kota," papar Dadang.