Bisnis.com, KAIRO--Mesir pada Sabtu (23/11/2013) mengumumkan pengusiran duta besar Turki, ketegangan diplomatik terbaru dimulai ketika tentara Mesir menggulingkan presiden Mohammed Moursi pada Juli. Ankara menyatakan akan membalas tindakan Kairo itu.
Keputusan Kairo untuk memulangkan Dubes Huseyin Avni Botsali pulang adalah menanggapi pernyataan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan,di mana ia Kamis mengulang kembali kecamannya terhadap pihak berwenang Mesir yang menindak para pendukung Moursi..
Juru bicara kementerian luar negeri Badr Abdelatty mengemukakan kepada AFP bahwa Kairo telah memutuskan "mengusir dubes Turki dan menurunkan tingkat hubungan pada tingkat kuasa usaha.
Dia mengatakan duta besar Turki itu orang yang tidak disenangi dan memulangkannya dan tidak mengirim dubes ke Turki. Masing-masing negara memanggil pulang dubes mereka Agustus lalu, tetapi Botsali akhirnya kembali ke Kairo, sementara dubes Mesir Abderahman Saleh El-Din tetap di Mesir.
Abdelatty mengatakan keputusan itu dibuat setelah pernyataan Erdogan terbaru yang "provokatif dan mencampuri urusan dalam negeri Mesir."
Pada Kamis (21/11/2013), Erdogan mengatakan di Rusia, "Saya memuji sikap Moursi terhadap pengadilan. Saya menghormatinya. Saya tidak menghormati orang yang menyeretnya ke pengadilan." Moursi dituduh membunuh para pemrotes selama setahun ia berkuasa.
Segera setelah penggulingan Moursi 3 Juli, Erdogan mengecam Kairo dengan menyebut tindakan militer itu Mesir satu "kudeta." Para pejabat Mesir juga marah dengan seruan berulang-ulang Ankara bagi pembebasan Morusi dan diselenggarakan pemilu yang bebas dan jujur.
Hubungan Kairo dan Ankara pertama kali tegang ketika Erdogan mengecam tindakan keras 14 Agustus oleh pasukan keamanan Mesir terhadap para pendukung Moursi di Kairo.
Pasukan Mesir membubarkan dua unjuk rasa para pendukung Moursi di taman-taman Rabaa al-Adawiya dan Nahda pada hari itu. Setidaknya 627 orang tewas di taman Rabaa al-Adawiya saja, kata para pejabat Mesir.
Pada hari berikutnya, Kairo dan Ankara mengumumkan mereka memanggil pulang dubes-dubes mereka masing-masing untuk konsultasi.
Tetapi Erdogan pada 4 September mengatakan Dubes Botsali akan pulang ke Kairo, sementara dubes Kairo masih akan kembali ke posnya di Ankara.
Ankara mengatakan Sabtu pihaknya akan melakukan tindakan serupa. "Kami akan melakukan tindakan-tindakan balasan setelah melakukan konsultasi-konsultasi luas dengan dubes Turki," kata juru bicara kementerian luar negeri Levent Gumrukcu kepada AFP.
Tetapi Presiden Turki Abdallah Gul berusaha mendinginkan situasi. "Situasi antara Turki dan Mesir ini adalah sementara," kata Gul dalam pernyataan di televisi.
Partai Keadilan dan Pembangunan (AJP) yang memerintah Turki menjalin aliansi dekat dengan Moursi setelah ia meriah kemenangan dalam pemilihan presiden bebas pertama Mesir pada juni 2012.
Moursi digulingkan setelah beberapa hari protes oleh jutaan orang yang menentang pemerintahnya.
Jutaan warga Mesir turun ke jalan menuntut pengunduran diri pemimpin Islam itu, menuduh dia merusak ekonomi yang sudah rusak memonopoli kekuasaan dan bekerja hanya untuk memenuhi agenda gerakan Ikhwanul Muslimin, di mana ia berasal.
Penggulingannya menimbulkan kecaman internasional, yang meningkat setelah pihak berwenang mulai menumpas kelompok Islam itu, yang menyebabkan 1.000 orang tewas dan ribuan orang lainnya ditahan.
Washington bahkan menangguhkan bantuan militer tahunan US$1,5 miliar kepada Kairo, dalam satu tindakan yang dianggap menghukum para pemimpin baru Mesir.
Mesir juga memanggil pulang dubesnya dari Tunisia September setelah Presiden Tunisia Monceff Marzouki menyerukan pembebasan Moursi. Dubes Mesir itu kembali ke Tunis 18 November.