Bisnis.com, MAKASSAR- Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat tahun ini mencapai angka 7,4%-7,8% dan 9,1%-9,5% atau lebih tinggi dari prediksi pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya akan berada di kisaran angka 6%.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan pihaknya optimistis angka itu akan tercapai, bila pemerintah daerah tetap memiliki perhatian yang besar untuk terus memerkuat pembangunan infrastruktur ekonomi, seperti prasarana transportasi dan energi.
“Perhatian tersebut sangat diperlukan, terutama untuk mendukung realisasi prospek ekonomi Sulsel dan Sulbar yang tinggi kedepan,” kata Mirza di sela upacara serah terima jabatan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah I Sulampua, dari Mahmud yang kini menjabat sebagai Kepala Departemen Pengawasan Bank I, kepada Suhaedi yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Utara di Makassar, Kamis (31/10/2013).
Dia berharap, kerja sama dengan berbagai kalangan dapat menopang target angka pertumbuhan ekonomi Sulsel dan Sulbar pada tahun ini, yang tahun lalu masing-masing mencapai pertumbuhan sebesar 8,37% dan 9,01%.
Adapun berbagai kebijakan di level nasional menurutnya, akan diperkuat dengan peran kantor perwakilan Bank Indonesia di berbagai daerah, yang harus dapat berfungsi optimal sebagai fasilitator dan katalisator percepatan pembangunan di daerah, termasuk di KTI yang disparitas pertumbuhannya masih cukup lebar.
“Kami melihat, Sulsel, Sulbar dan Sulampua pada 2014 berpotensi kembali berperan menopang pertumbuhan ekonomi nasional melalui penguatan permintaan domestik,” tukasnya.
Dia juga berharap, program pengembangan infrastruktur investasi swasta sebagai bagian dari program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di KTI yang sudah diinisiasi pada 2011 dapat memberikan nilai tambah pada kegiatan ekonomi di Sulsel, Sulbar dan Sulampua.
“Kedepan, perekonomian wilayah Sulampua bahkan di KTI dengan potensi kekuatan sektor pertanian termasuk perkebunan dan perikanan, selayaknya dapat menjadi salah satu penopang komoditas pangan Indonesia,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
