Bisnis.com, SHANGHAI - China tengah mengahadapi risiko bubble properti setelah harga rumah di 4 kota besar melambung ke rekor tertinggi sejak Januari 2011, di tengah keengganan pemerintah untuk membendung sektor properti yang dapat menghambat pertumbuhan.
Harga rumah baru di pusat-pusat bisnis seperti Shenzhen dan Guangzhou naik 20% pada September. Sementara itu, harga rumah di Shanghai dan Beijing masing-asing naik 17% dan 16% dari tahun lalu. Harga rumah di 69 dari 70 kota utama di China juga melesat.
Saham properti di Shanghai anjlok setelah muncul spekulasi Perdana Menteri Li Keqiang akan menerapkan kebijakan yang ketat untuk mengendalikan harga dan membatasi risiko bagi perekonomian.
Li telah mengetatkan pembatasan di sektor properti di tengah upaya pemerintah untuk memenuhi target pertumbuhan sebesar 7,5% tahun ini.
“Harga rumah, khususnya di kota besar, menjadi tidak terkendali. China tengah menghadapi risiko meningkatnya penggelembungan properti,” ujar Liu Li-Gang, ekonom Australia & New Zealand Banking Group Ltd yang berbasis di Hong Kong, Selasa (22/10).
China Hadapi Ancaman Bubble Properti
Harga rumah baru di pusat-pusat bisnis seperti Shenzhen dan Guangzhou naik 20% pada September.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Wike Dita Herlinda
Editor : Yusran Yunus
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

27 menit yang lalu
Kocok Ulang Bos LVMH, Suksesi Konglomerat Louis Vuitton

1 jam yang lalu
Foreign Investors Pivot to SBN as Stock Market Slumps
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

24 menit yang lalu
Modus Kasus BJB: Anggaran Iklan Rp409 Miliar, Rp222 Miliar Dibuat Fiktif

42 menit yang lalu
Polri: Korban Asusila Eks Kapolres Ngada jadi 4 Orang, 3 Anak di Bawah Umur

56 menit yang lalu
Prabowo Ungkap Banyak Menteri di Kabinetnya Belum Terima Gaji
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
