Bisnis.com, JAKARTA— Presiden Barack Obama dan Pemimpin Partai Republik sedang bergerak menuju kesepakatan untuk memperpanjang otoritas pinjaman negara meskipun mereka berselisih untuk mengakhiri shutdown pemerintah.
Mereka bertemu selama 90 menit di Gedung Putih kemarin atau Jumat pagi waktu Indonesia setelah Ketua DPR AS John Boehner mengatakan akan menawarkan untuk menunda potensi default AS menjadi 22 November dari 17 Oktober.
Perkembangan ini merupakan tanda awal bahwa Presiden dan Pemimpin Partai Republik dapat menyelesaikan kebuntuan fiskal tanpa memunculkan konsekuensi negatif ekonomi dari default seiring penghentian operasional pemerintah memasuki hari kesebelas.
Apapun prospek kesepakatan mungkin menghadapi pertanyaan-pertanyaan, termasuk apakah Boehner dapat mencapai kesepakatan tanpa kehilangan dukungan dari anggotanya.
Mereka telah berusaha untuk menggunakan pagu utang dan melakukan shutdown pemerintah parsial pemerintah untuk memangkas pengeluaran Obamacare dan pemerintah.
Obama tidak menerima ataupun menolak rencana Partai Republik dalam jangka pendek untuk meningkatkan batas utang.
Kedua belah pihak pun telah berencana untuk melakukan pembahasan lebih lanjut di antara anggotanya semalam untuk mengatasi desakan presiden bahwa Republikan menyetujui untuk mendanai pemerintah sebelum memulai pembicaraan fiskal yang lebih luas.
Dan kedua belah pihak merencanakan pembicaraan lebih lanjut antara anggota staf mereka malam terakhir, untuk mengatasi desakan Presiden bahwa Partai Republik setuju untuk mendanai pemerintah sebelum memulai pembicaraan fiskal yang lebih luas.
“Tidak ada kesepakatan khusus yang dibuat. Kedua belah pihak membahas tentang potensi langkah kedepannya,” ungkap juru bicara Gedung Putih, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (11/10/2013).