Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan mengarahkan produksi ikan bandeng agar memiliki nilai tambah, dengan menggalakkan industrialisasi komoditas itu di sejumlah daerah budi daya bandeng.
"Sebagai salah satu komoditas unggulan dalam program industrialisasi perikanan budi daya, usaha budi daya bandeng juga diarahkan untuk memberikan produksi dengan nilai tambah," kata Dirjen Budidaya Perikanan KKP Slamet Soebjakto, Kamis (10/10).
Menurut Slamet, budi daya bandeng patut diarahkan untuk menjadi komoditas bernilai tambah antara lain karena bandeng merupakan salah satu spesies yang bisa dibudidayakan dengan spesies lain secara saling menguntungkan.
Dia mencontohkan komoditas lainnya yang bisa dibudidayakan bersama dengan bandeng dengan menggunakan budidaya polikultur, seperti antara bandeng dan udang atau bandeng dan rumput laut gracilaria.
Sejumlah upaya dilakukan oleh KKP, pertama, mendorong efisiensi pengunaan pakan.
Kedua, mencegah serangan penyakit terhadap udang, ketiga, meningkatkan produktivitas lahan.
Keempat, sistem budi daya bandeng akan diarahkan menuju sistem klaster atau kawasan yang diterapkan pada model tambak percontohan budi daya udang.
"Dengan sistem kawasan ini, sistem produksi bandeng akan lebih tertata, dengan menggunakan teknologi yang lebih maju. Produksi bandeng akan meningkat dengan efisiensi yang tinggi," ujar Slamet.
Sebelumnya, Slamet dalam sejumlah kesempatan menyatakan bahwa pemetaan sentra produksi benih di bidang budidaya perikanan sangat perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan benih di Tanah Air.
"Untuk mendukung program industrialisasi perikanan budidaya yang telah bergulir sejak 2011, kebutuhan benih bermutu semakin hari semakin meningkat sehingga perlu dilakukan pemetaan sentra-sentra produsen benih secara nasional," ujarnya.
Menurut Slamet, pemetaan sentra produksi benih untuk sejumlah komoditas unggulan seperti udang vaname, patin, nila, dan lele perlu dilakukan guna mengatasi permasalahan distribusi benih dari sentra produsen benih ke sentra produksi perikanan budidaya.
Selain itu, ujar dia, peningkatan kemampuan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) maupun Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT) perlu dilakukan agar mereka mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi benih.
Dia mengingatkan bahwa peningkatan target produksi perikanan budi daya yang mencapai 16,8 juta ton pada 2014, memerlukan dukungan ketersediaan benih bermutu dan induk unggul berkesinambungan. (Antara)