Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LIVE REPORT APEC CEO Summit (2)

Bisnis.com, NUSA DUA, Bali - APEC CEO Summit 2013 yang berlangsung dua hari berakhir hari ini, Senin (7/10) di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali.

Bisnis.com, NUSA DUA, Bali - APEC CEO Summit 2013 yang berlangsung dua hari berakhir hari ini, Senin (7/10) di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali.

Konferensi Tingkat Tinggi para CEO bersama para leaders anggota forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) itu dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Minggu. Pertemuan itu mengambil tema Towards Resilience and Growth: Reshaping Priorities for Global Economy.

Berikut laporan Bisnis.com yang meng-update perkembangan konvensi hari kedua. (Waktu yang dipakai adalah Waktu Indonesia Barat):

 

CLOSING SESSION

 

Chairman APEC CEO Summit Wisnu Wardhana menutup secara resmi forum dua hari tersebut. Ia berharap diskusi selama dua hari itu bisa membuat para CEO lebih optimistis terhadap prospek bisnis ke depan. Wisnu juga menyerahkan logo APEC  CEO Summit ke perwakilan bisnis dari China yang akan menjadi Chairman APEC CEO Summit 2014 di China.

-------------------------------------------------------

SESI XIV: 

 

Keynote address dari Presiden China Xi Jinping yang akan menjawab pertanyaan "China in Transition: What Can Asia Pacific Expect?". Sesi ini sekaligus menutup APEC CEO Summit yang akan digelar tahun 2014 di China. 

17.07: 

Presiden Xi Jinping memasuki ruangan konferensi dan setelah diperkenalkan langsung ke podium. Presiden Xi mulai dengan memaparkan tantangan negara berkembang dan negara maju yang terjadi saat ini.Jawaban yang perlu disediakan adalah reformasi, readjustment, dan inovasi.

Perekonomian China tumbuh 7,6% semester pertama tahun ini, lebih rendah dari sebelumnya di atas 8%, dan kerap dipertanyakan apakah akan terjadi hard landing, apakah masih akan sustainable, dan bagaimana dampaknya?

"Saya sangat percaya masa depan perekonomian China karena pertama China mengalami perubahan pertumbuhan yang smooth, adri 9,3%, 7,7% dan 7,6%. Fundamental bagus, pertumbuhan GDP dalam kisaran yang diharapkan." kata Presiden Xi.

Kedua, perekonomian China juga membuat kemajuan, di mana model pertumbuhan sesuai dengan kecepatan yang diinginkan, terutama pada konsumsi. Permintaan domestik berkontribusi 7,5% dimana 7% datang dari konsumsi.

Ketiga, kelas menengah China juga semakin meningkat, generasi baru dengan angkatan kerja yang modern dan profesional karena sistem pendidikan, berkembangnya industri baru, dan pasar konsumen yang meningkatkan potensi pertumbuhan.

Keempat, Asia Pasifik menikmati prospek peembangunan yang sehat. Revolusi industri dan pengetahuan baru, nilai tukar yang lebih fleksibel dan berbagai kesepakatan multilateral dan bilateral menambah kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi regional.

Karena itu, Presiden Xi sangat yakin bahwa perekonomian China akan melanjutkan pertumbuhan yang sustainable.

17.25:

Presiden Xi juga menyinggung risiko di sektor finansial, dan menyatakan sangat memperhatikan dampak dari isu shadow banking yang menjadi concern saat ini.

Pemerintah terus melanjutkan reformasi struktural. Jika China membuat kemajuan dalam reformasi, akan meningkatkan kepercayaan perusahaan dan keterbukaan, serta produktivitas yang lebih tinggi.

Reformasi mencakup sektor finansial, perpajakan, sistem pasar, administrasi pemerintahan, delegasi kekuasaan dan hubungan antara pemerintah dan pasar. Selain itu memperbaiki sistem manajemen, inovasi teknologi, meningkatkan pemerataan dan keadilan, menciptakan lingkungan kerja yang bagus serta mencegah perubahan iklim.

Reformasi China juga dimaksudkan untuk mendorong keseimbangan dalam ekspor dan impor serta kerjasama investasi internasional, untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi investor internasional di China. 

17. 33:

China sebagai negara besar akan mencegah kesalahan yang drastis dalam langkah reformasi, karena kesalahan drastis akan berdampak luas bagi kawasan dan dunia. Presiden yakin pertumbuhan ekonomi yang sustain di China akan memberi manfaat yang besar bagi kawasan.

17.35:

Sebagai kata penutup, Presiden Xi berharap APEC dapat terus meningkatkan investasi dan perdagangan di Asia Pasifik, meningkatkan fasilitasi dan memperdalam integrasi regional. China akan menjadi tuan rumah APEC pada 2014, berharap, komunitas bisnis akan bertemu di Beijing untuk diskusi dan terlibat dalam momen pembangunan Asia Pasifik.

17.38: Sesi Closed 

 ----------------------------------------------------

Sesi XIII:

Presiden Rusia Vladimir Putin akan berbincang dengan Andrey Kostin, Chairman VTB Bank, sebagai moderator. Mereka akan membahas Peluang-peluang Baru Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik.

16.25:

Presiden Vladimir Putin memasuki ruangan konferensi. Presiden Putin ditemani Wisnu Wardhana.

16.28:

Berikut butir-butir pandangan Putin:

  • Penciptaan lapangan kerja berkualitas menjadi salah satu sasaran utama Rusia.
  • Kebijakan ekonomi, konsolidasi fiskal, kebijakan ekonomi seyogianya dikaitkan dengan isu sosial.
  • Menyediakan iklim investasi yang lebih baik. Rusia menyiapkan sejumlah proyek public private partnership (PPP) untuk mendorong modernisasi infrastruktur skala besar termasuk jalan kereta api. 
  • Sistem perdagangan global perlu diperkuat dengan memelihara Putaran Kedua WTO, memperkuat perdagangan multilateral, memperkuat pendidikan, memberdayakan perempuan.
  • Pendidikan yang lebih terbuka merupakan faktor utama untuk pertumbuhan yang stabil di kawasan.
  • Meningkatkan standard hidup manusia. Masyarakat bisnis perlu ambil bagian yang lebih besar dalam meningkatkan ekonomi regional.
  • Kerjasama dengan komunitas bisnis dan pemerintah merupakan persyaratan penting bagi sukses kita.

16.38 - 16.45: Q & A

16.39:

Ditanya tentang perubahan iklim dan isu lingkungan, Putin setuju untuk mengembangkan teknologi baru yang akan memberi kontribusi pada pelestarian lingkungan dan daya saing dalam sumberdaya mineral dan daya saing dalam ekonomi secara keseluruhan serta kualitas kelembagaan negara. Perlu pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas kelembagaan, menyiapkan kerangka hukum, untuk menyediakan kondisi terbaik bagi bisnis.

Ketahanan energi juga ditanyakan kepada Presiden Putin, yang merespons dengan mengatakan bahwa Rusia merupakan eksportir gas alam terbesar di dunia. Gas dari Rusia dieskpor ke negara-negara Eropa. Ketersediaan energi menjadi penting bagi percepatan pertumbuhan ekonomi, karena itu Rusia "bertanggungjawab dalam area energi.

16.45:

Merespons pertanyaan peserta, Presiden Putin mengatakan selain mengembangkan teknologi tinggi, Rusia juga sangat aktif dalam pengembangan energi atom bekerja dengan partner di China, India dan negara lain. Presiden Putin menekankan pihaknya sudah melakukan konstruksi dan menerapkan banyak proyek dalam energi atom. Termasuk pada prinsipnya, untuk meningkatkan keamanan.  

16.50:

Dengan China bekerjasama di banyak area seperti energi atom, membangun sistem pipeline yang sangat besar dan efisien, juga joint venture dalam mengolah minyak mentah. Juga kerjasama dalam penerbangan yang terkait dengan helikopter maupun dalam pesawat jarak menengah dan panjang.

Berharap kerjasama ini terus bergerak maju, selain itu juga membangun jalan, dan rel kereta api, 

16.53:

Seorang peserta menanyakan ketidakhadiran Presiden Obama. Presiden Putin mengatakan, kita melihat bahwa apa yang terjadi sekarang dalam politik domestik Amerika adalah situasi yang sulit. Putin percaya bahwa Presiden AS tidak datang ke sini, ke Bali, karena itu, dan "jika saya menjadi dia, saya tidak akan datang juga". Barangkali ini ada tahapan yang perlu dilakukan [oleh Presiden Obama] dan saya percaya semua pemimpin di sini, di Bali, berharap Presiden Obama berhasil mengatasi krisis sesegera mungkin.

Putin berharap, AS sebagai perekonomian terbesar di dunia segera dapat mengatasi krisis sesegera mungkin. 

16.59: Sesi closed

-----------------------------------------------------------

SESI XII. 15.35-16.10

Keynote addresed Menteri Luar Negeri AS John Kerry mewakili Presiden Barack Obama. Kerry berbicara mengenai "Kepemimpinan Amerika dan Prioritasnya:  Apa maknanya bagi Dunia?"

Sesi ini diantarkan oleh Chairman APEC CEO Summit Wisnu Wardhana

15.40:

Kerry mengemukakan prioritas Amerika  paling atas adalah menciptakan lapangan kerja dan keamanan bagi masyarakatnya. Presiden Obama kerja keras meningkatkan ekspor AS sebanyak 50% selama pemerintahannya.

Ia juga menyinggung isu mengenai national security. Keamanan nasional bukan sekadar ancaman, tetapi bagaimana mencegah ancaman masa depan yang "di-tanamkan" hari ini. 

15.50:

Perlu mendorong investasi pada entrepreneurship di seluruh wilayah Asia Pasifik. Ia menawarkan Trans Pacific Partnership (TPP), yang dinilai bagus bagi bisnis, bagus bagi buruh, bagus bagi ekonomi dan bagus bagi relationship di kawasan.

Perubahan pasar yang terus berkelanjutan, pemerintah perlu lebih responsif dan bertanggungjawab kepada rakyat dan komunitas bisnis. Menciptakan lingkungan bisnis dan lapangan kerja, perlu terus mendorong dukungan pemerintah untuk dunia usaha.

Sejarah membuktikan, pasar yang lebih bebas menciptakan lebih banyak peluang, pertumbuhan, inovasi dan lebih dinamis. Namun tidak ada yang otomatis. Kesejahteraan tidak muncul tiba-tiba. Tidak datang karena kecelakaan. Modal mencari tempat untuk investasi yang aman dan menguntungkan, iklim bisnis yang prediktabel, konsisten, terbuka, transparan, inklusif dan akuntabel.

Inovasi perlu dikembangkan. Spirit entrepreneurial, seperti Google, sukses sampai sekarang karena teknologi baru, karena pendidikan yang bagus --di AS memiliki universitas dan sekolah berkelas dunia. Pendidikan menjadi landasan kritikal bagi perkembangan ekonomi. Kita perlu level playing field dan predictability, yang dijanjikan melalui TPP.

15.59:

Sebagai bagian akhir pidatonya, Kerry atas nama Obama menginginkan APEC perlu memperkuat etik bersama sektor swasta untuk memperkuat good governance, mencegah money laundering, untuk menarik investor. Ia juga menekankan concern pada isu perubahan iklim. Perlu concerted global commitment (komitmen global secara terpadu) untuk mengatasi dan bertanggungjawab dalam mencegah perubahan iklim dan efek rumah kaca.

"Doing nothing is not an option", kata Kerry, untuk mendorong praktik yang berkelanjutan, meningkatkan efisiensi energi, sembari mengambil contoh di Indonesia tentang "perikanan berkelanjutan".  

16.09: Sesi closed. 

------------------------------------------------------ 

SESI XI. 13.45-15.00

 

Sesi ini membahas masa depan Emering Markets, yang menampilkan penulis buku Breakout Nations Ruchir Sarma, Presiden dan CEO Pertamina Karen Agustiawan, Direktur bank Dunia Kevin Lu, dan Acting Presiden and CEO Export Development Canada Pierre Cignac. Sesi ini akan dimoderatori Timothy Ong, Chairman Asia Forum Inc.    

13.47:

Ruchir Sarma, Kevin Lu dan Karen Agustiawan memasuki ruangan. Timothy Ong saat mengantarkan diskusi mengatakan breaking nations termasuk BRIC dan dari 11 perekonomian yang diidentifikasi tumbuh cepat, 9 di antaranya adalah emerging economies. Ong juga menjelaskan Pertamina adalah perusahaan Indonesia pertama yang masuk list 200 korporasi global terbesar dunia. Sedangkan Kevin Lu selama ini menangani aktivitas investasi Bank Dunia di emerging markets.

13.50-14.19:

Ruchir Sarma menjelaskan dekade terakhir adalah era perekonomian BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan) terutama karena pertumbuhan ekonomi dan investasi yang kencang. Tapi dua tahun terakhir pasar saham BRICS rugi 40%. Pertumbuhan ekonomi India dan China juga melambat dan mengecewakan banyak pihak. Proses konvergensi ekonomi sedang berlangsung dan negara-negara berpenghasilan menengah berupaya menghindari middle income trap.

Dampak dari pelambatan BRICS adalah harga komoditas yang melambat, yang dimotori  lemahnya permintaan dari China, Rusia dan Brasil. Sarma menyebutkan siklus harga komoditas biasanya 1 dekade naik, 2 dekade turun. India juga menghadapi problem pelambatan ekonomi, disertai inflasi yang tinggi.

Sarma menyebutkan dalam dekade terakhir semua negara emerging markets mencapai kinerja ekonomi yang sangat baik. Saat ini tingkat pertumbuhan emerging markets turun ke level 4%. Ekspor melambat dan aliran modal ke emerging markets saat ini sangat lambat.

Sarma menjelaskan banyak negara yang mengalami masalah. Siklus yang biasa terjadi, biasanya negara yang tumbuh setelah reformasi, kemudian mengalami booming. Setelah booming ekonominya, biasanya lalu pemerintah cepat puas, dan selanjutnya berakibat pada pelambatan ekonomi lagi. Ini dialami banyak negara. Tapi Sarma memuji Indonesia, menyebut apa yang dilakukan Menkeu Chatib Basri cukup baik dalam mereformasi kebijakan ekonomi.

Membandingkan dengan BRICS yang menurun, Sarma menjelaskan sejumlah perekonomian seperti Indonesia, Chile, Peru, Thailand, Filipina, Meksiko dan perekonomian Asia Timur serta Amerika Latin mengalami pertumbuhan cepat. Meksiko sebagai contoh negara yang memiliki pertumbuhan sektor manufaktur yang bagus, juga Thailand dengan indikator rasio terhadap GDP. Ini didukung investasi baru dan infrastruktur yang maju.Negara-negara ini disebut sebagai new breakout country.

Simpulan dari Srarma, negara-negara BRICS sekarang sedang mengalami persoalan struktural dalam perekonomian domestik. Tetapi, jangan khawatir, new breakout country sedang tumbuh. Indonesia dan Turki masuk dalam kelompok negara yang bisa masuk dalam breakout nations ini, juga Filipina yang belakangan mengalami perubahan signifikan. Namun dia mengingatkan tentang leadership di Indonesia, agar tidak terjebak dalam kekuasaan dinasti seperti di Argentina.

14.23:

Karen menyampaikan definisi breakout country adalah negara bergerak lebih cepat dari negara lain dalam hal pendapatan.

Negara yang terjebak dalam middle income trap biasanya terjadi karena tidak punya keahlian yang tepat, inovasi yang tepat dan infrastruktur yang tepat.  

Karen setuju dengan Sarma soal leadership, agar Indonesia tidak mengalami kemunduran. Pasalnya Indonesia tengah mengalami kenaikan pertumbuhan yang bertahap. Dan perusahaan Indonesia juga terus maju dengan value chain, lebih tahan, makroekonomi lebih stabil, perbankan lebih kuat.

Karen juga menyinggung infrastruktur Indonesia yang masih menjadi hambatan karena belum tersedia dengan baik, masalah korupsi yang masih tetap tinggi, daya saing juga masih perlu ditingkatkan. Tapi dia sepakat Indonesia bisa menjadi breakout nations asalkan hambatan-hambatan itu bisa disingkirkan.

14.30:

Kevin Lu mengingatkan China sebagai perekonomian yang dikemudikan konsumsi tidak mengalami apa yang disebut rebalancing dalam perekonomianya selama dekade terakhir. China tidak bisa jadi model pembangunan yang berbeda 9yang baru). Sistem politik dan ekonomi perlu beradaptasi untuk menghadapi tantangan-tantangan yang berkembang. 

Tentang prospek China, dia menyebutkan Bank Dunia telah keluarkan prediksi pertumbuhan ekonomi China 7,5% tahun ini dan 7,7% tahun depan. Proyeksi pribadi Kevin menyebutkan dalam 2030 China akan menjadi perekonomian maju.

14.46: Q & A

Menjawab pertanyaan soal ancaman shalegas dari Amerika, Karen mengatakan shale gas belum dikembangkan karena investasi yang dibutuhkan tinggi. Selain itu, diperlukan transportasi dan likuifikasi (untuk memudahkan transportasinya). Dan kebutuhan investasi yang tinggi, setidaknya US$30 miliar, membuat Karen tak yakin shale gas menarik untuk Indonesia, kecuali jika proyek Natuna segera dapat dimulai. Sebab sekali kehilangan siklus, akan kehilangan 20 tahun. 

Menjawab pertanyaan moderator, apa yang penting dalam emerging markets menurut masing-masing pembicara, Karen mengatakan, masing-masing negara perlu identifikasi hambatan yang penting. Kevin mengatakan pembangunan infrastruktur dan khusus China, concern yang penting adalah urbanisasi.

Sedangkan Cignac menyebutkan kebutuhan investasi infrastruktur menjadi hal yang utama di emerging markets.

Sebaliknya Sarma mengidentifikasi 40% perekonomian global adalah emerging markets, tetapi sebenarnya satu emerging markets dengan emerging yang lain memiliki perbedaan yang sangat bervariasi. Berbeda satu dengan yang lain. Karena itu, menurut Sarma, emerging markets perlu melakukan diferensiasi. Sekali bisa melakukan diferensiasi dengan yang lain, dia akan unggul.

15.10: Sesi Closed. 

------------------------------------------------------------

LUNCH: Pasar Indonesia Luncheon

------------------------------------------------------------

SESI X. 10.40-11.40

 

Dialog tentang  Investasi di Infrastruktur dan Human Capital: Investing in Economic Resilience. Sesi ini menampilkan narasumber PM Malaysia Najib Razak dan Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto dan dimoderatori Diane Brady, Editor Senior Bloomberg BusinessWeek.

10.50:

Wakil Chairman APEC CEO Summit Anindya N. Bakrie memberikan sambutan pembuka untuk sesi ini. Ia mengulas latar belakang Presiden Meksiko dalam mereformasi regulasi bisnis dan kebijakan PM Najib Razak.

10.54:

PM Najib menjelaskan Malaysia tidak melakukan reform tanpa menimbang manfaatnya buat rakyat. Ia memakai istilah continuity and changes. Ia mengatakan Malaysia melakukan transfrormasi ke model ekonomi baru, untuk membangun konsumsi domestik dan ketahanan domestik yang kuat.

10.56:

Presiden Nieto menjelaskan negerinya sudah melakukan konsolidasi demokrasi dan di bawah kepemimpinannya telah melakukan perubahan struktural yang besar. Meksiko berhasil mencapai pertumbuhan yang tinggi, kebutuhan rakyat  terpenuhi, tetapi itu saja tidak cukup. 

Reformasi antara lain membuat pasar kerja lebih fleksibel, peranan perempuan yang besar, memperbaiki human capital untuk membuat Meksiko lebih kompetitif. 

Meksiko juga melakukan reformasi sektor telekomunikasi agar lebih efisien, memperbaiki kelemahan praktik monopoli. Reformasi juga menyentuh sektor energi dan pajak. Ini untuk meningkatkan kapasitas ekonomi Meksiko.

11.01:

PM Najib menjawab moderator tentang isu energi. Ia mengungkapkan investasi terminal energi senilai US$36 miliar di Kanada, sehingga Malaysia menjadi investor terbesar di Kanada. 

11.04:

Presiden Nieto mengemukakan Meksiko membuka perekonomian ke dunia melalui perdagangan bebas, kini memiliki FTA dengan 45 negara, dan sekarang mengintegrasikan aktivitas dengan kawasan Asia Pasifik. Bahkan ia membuka peluang bagi Malaysia dan negara Asia Pasifik lainnya untuk investasi di Meksiko.

Merespons tentang persaingan dengan China dalam menggarap pasar AS, Presiden Nieto mengatakan Meksiko telah membuat kemitraan strategis dengan China karena produk kedua negara hampir sama. Meksiko berencana menjadi ebih kompetitif tidak akan menggunakan pendekatan upah murah, tetapi lebih kompetitif dan lebih produktif dengan pekerja yang lebih berkeahlian. Presiden juga mengemukakan harapannya agar China lebih membuka pasar untuk produk Meksiko seperti tequlia dan babi. 

11.09:

PM Najib juga menanggapi  soal China, dengan mengatakan bahwa negeri itu merupakan mitra dagang terbesar bagi Malaysia. PM Najib berencana meningkatkan kerjasama Malaysia-China melalui kemitraan strategis yang komprehensif. Kerjasama ekonomi Malaysia dengan China di masa depan tidak hanya ppenjualan produk tetapi lebih hubungan kontraktual.

11.12:

PM Najib menanggapi pertanyaan tentang ketidakhadiran Presiden Obama, menyesalkan ketidakhadirannya karena banyak fans di Malaysia dan juga Obama tumbuh di Indonesia. Ada kepentingan strategis dengan AS, sehingga perasaan peluang yang hilang (missing opportunity) karena ketidakhadiran Obama. Paham dengan ketidakhadiran Obama, karena tantangan AS terbesar adalah akhir Oktober soal debt ceiling yang harus disiapkan Presiden Obama.

11.16:

Presiden Nieta menjelaskan posisi strategis AS karena kerjasama Meksiko yang luas, termasuk keanggotaan di NAFTA (North America Free Trade Area).  Ia berharap situasi yang dihadapi Amerika segera teratasi secara memuaskan, untuk mencegah dampak ke seluruh dunia.

11.20:

Soal TPP,  PM Najib menjelaskan kehati-hatian Malaysia, mengingat TPP berbeda dengan kesepakatan perdagangan bebas, tetapi jauh lebih maju dari perdagangan bebas. Termasuk soal lingkungan, buruh, dan lainnya yang mendorong negara membuat penyesuaian kebijakan. Tapi dia menginginkan  adalah fleksibilitas. Proses negosiasi haruslah buy-in (melibatkan) secara domestik danharus disetujui parlemen di Malaysia.

PM Najib juga menjelaskan kebijakan memihak bumiputera, sebagai upaya memberikan keadilan karena bumiputera mencakup hampir 60% penduduk Malaysia.

11.27

PM Najib mengatakan untuk memperbaiki human capital, pihaknya melakukan berbagai upaya termasuk investasi pendidikan. Diantaranya dengan memperkuat fokus ke penguasaan science, matematika dan bahasa Inggris. Malaysia dikembangkan menjadi negara multilingual.

Sedangkan Presiden Nieta mengatakan untuk memperbaiki lapangan kerja di Meksiko dan mendorong masa depan kalangan muda, pihaknya melakukan reformasi pendidikan yang sudah mulai dijalankan. Dan itu didukung reformasi finansial dan ekonomi agar Meksiko bisa tampil terbaik. Dengan langkah itu Meksiko bisa menyediakan lapangan kerja. Meksiko adalah negara muda dengan populasi yang siap menjadi bagian dari pasar kerja dengan menyediakan angkatan kerja yang lebih baik.

11.40: Sesi Closed

------------------------------------------------------------------- 

SESI IX. 10.00-10.30:

 

Dialog tentang Kebijakan Ekonomo Jepang yang menghadirkan Perdana Menteri Shinzo Abe, yang sangat dikenal dengan kebijakan ekonomi longgar dengan julukan Abenomics. Dialog ini dipandu oleh Richard Adkerson, President dan CEO Freeport-McMoRan Copper and Gold Inc.

10.05:

Richard memperkenalkan PM Abe.

10.09:

PM Abe menjelaskan tiga pilar kebijakan Jepang, yakni strategi moneter, strategi fiskal dan upaya mendorong sektor privat. Saat ini pihaknya merasa ekonomi Jepang telah melewati simpang jalan. Jepang  percaya untuk dapat membangkitkan ekonomi dan membiayai keperluan publik.

Menjaga kepercayaan publik sangat penting. Ia juga percaya dengan paket kebijakan itu, cerita deflasi di Jepang menjadi cerita masa lalu...

10.12:

Menjelaskan tentang dampak paket kebijakan, yang akan mendukung prospek investasi. Ia mengimbau perusahaan untuk menggantikan model bisnis yang lama dengan yang baru. Pemberian insentif pajak akan mendorong inovasi dalam perusahaan Jepang, yang akan menggantikan industri lama dengan baru.

Strategi pertumbuhan diperkuat dengan reformasi kebijakan di sektor kelistrikan dan agrikultur yang akan melengkapi kebijakan ekonomi yang sudah dibuat. Ia yakin atas kemampuan pemerintah untuk melaksanakan kebijakan itu.

10.15:

PM Abe mengingatkan APEC tidak hanya berkutat soal liberalisasi perdagangan dan investasi. Ia mengajak kerjasama dengan pemimpin bisnis dengan Spirit APEC yang memberi kebebasan dalam mengambil peluang dan tantangan yang ada. Faktanya, dalam dua dekade, GDP APEC naik tiga kali lipat lantaran Spirit APEC. Trans pacific Partnership Agreement juga disinggung mengalami kemajuan.

10.19:

PM Abe menjelaskan pertumbuhan ekonomi kawasan APEC yang cepat membutuhkan penyediaan konektivitas yang lebih baik, transportasi, infrastruktur serta energi.

PM Abe menawarkan beberapa peluang untuk memanfaatkan teknologi dalam memanfaatkan batubara. Ia menyebut ultra super generated power dengan temperatur tingi yang dikembangkan Jepang untuk membuat penggunaan batabara lebih efisien. Ini menjawab concern tentang climate change.

10.26:

Dalam kata penutup, PM Abe bicara tentang diplomasi, keamanan dan politik. Dia menjanjikan Jepang akan berperan dalam membuat kawasan Asia Pasifik hingga Samudra India sejahtera, dan aman.

10.30. Sesi Closed

-----------------------

Sesi VIII. 8.30-9.30

 

Dialog tentang Brainstorming of the Next Five Years ini menampilkan Kishore Mahbubani, penulis buku The Great Convergence, Klaus Schmidt -Hebbel, Guru Besar Ekonomi Universitas Chile, Mark Tucker, Presiden dan Grup CEO AIA Group, Jeffrey Sachs, Profesor dan Direktur The Earth Intitute Columbia University, yang dimoderatori Desi Anwar, Senior Anchor Metro TV.

9.00:

Kishor dan Jeffry Sachs memaparkan pertumbuhan ekonomi dunia yang menghasilkan kelas menengah baru, tetapi juga menimbulkan efek samping termasuk dampak sosial dan lingkungan. Mark Tucker menekankan beberapa agenda yang perlu menjadi perhatian kawasan Asia Pasifik mulai dari infrastruktur hingga concern terhadap lingkungan, melalui aplikasi green energy, green building dan aktivitas yang ramah lingkungan lainnya. Selain itu juga ditekankan perlunya Asia Pasifik terus bergerak dari ekonomi subsistens ke ekonomi pasar. 

9.18:

Melihat dari perspektif global, Jeffry Sachs mengatakan situasi dunia yang mengejar pertumbuhan saat ini melahirkan akibat yang agak complicated. Dia mengambil contoh pertumbuhan ekonomi China yang mengandalkan energi berbasis batubara (70%) telah secara signifikan mengubah iklim global.

Produksi karbondioksida dunia juga terus mengkat, meskipun industri minyak dari hari ke hari terus mengembangkan teknologi yang semakin bagus, tetapi dampaknya tetap besar.

Sebab konsumsi terus meningkat, tidak ada yang ingin memperlembat pertumbuhan, semua orang bersaing untuk menang dan tumbuh lebih kencang dari yang lain.

Sachs mempertanyakan apakah bisa dilakukan kovergensi energi untuk memungkinkan pertumbuhan ekonomi terus berlanjut. Hanya caranya dan bentuknya seperti apa.

Ia mennyimpulkan, dunia punya problem serius, dan harus mengubahnya agar tidak sampai para kakek memiliki cucu-cucu yang tidak sehat di masa depan seperti badai ekstrim, naiknya level air laut, pemanasan global, penyebaran penyakit dan lainnya. Problem ini nyata, serius dan menjadi tanggungjawab semua. Karena itu perlu tindakan yang disebutnya sebagai climate responsibility.

9.31:

Untuk memperbaiki dunia ke depan, Kishor mengatakan pemerintahan global tidak akan bekerja efektif. Yang diperlukan adalah global governance.

Menjawab pertanyaan bagaimana China mengubah dunia, Kishor sebaliknya mengatakan dan bertanya bagaimana forum seperti APEC bisa menjawab pertanyaan semacam itu.

China bisa saja merasa di-bully dunia selama ratusan tahun, tetapi mengapa sekarang sukses? Jawabannya  unilateralisme.

Mengapa sukses sekarang, karena China join dengan WTO, memperkuat tata dunia yang mengikuti rules based.

9.44. Sesi closed

 ----------------------------------------

Sesi VII 7.30-8.30

Sesi ini menampilkan Frank Appel, Chairman and CEO Deutsche Post DHL, Keith Williams, President and CEO, Underwriters Laboratories Inc., Scott Price, President and CEO, Walmart Asia, Terry Gou, Chairman and CEO, Hon Hai/Foxconn Technology Group, dan Tony Fernandes, Group CEO AirAsia.

Sesi yang dimoderatori oleh Peter Gontha itu membahas konektivitas Asia Pasifik.  

Kesimpulan dari para pembicara: Tony Fernandes dari AirAsia menekankan keinginannya agar miliaran orang di Asia Pasifik semakin terhubung untuk mendorong pembangunan ekonomi dan sosial.

Terry Gou menambahkan negara-negara anggota APEC sebaiknya menjadi model kemitraan pemerintah dan swasta, public private partnership atau PPP, yang dapat memberikan manfaat bagi sektor swasta yang efisien untuk membangun ekonomi regional.

Kata penutup dari Scott mengingatkan masih banyak kemiskinan di kawasan Asia Pasifik. Ini menjadi peluang untuk mendorong perdagangan bebas dan sektor swasta untuk turut serta mengatasi masalah kemiskinan, memperluas kelas menengah, yang pada akhirnya meningkatkan standard hidup.

8.30: Sesi Closed

 ------------------------

Baca juga: 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Others
Sumber : Foto:apec2013ceosummit.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper