Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Bentrok Mesir Minggu (6/10/2013), 51 Orang Tewas

Bisnis.com, JAKARTA - Sedikitnya 51 orang tewas akibat bentrok bersenjata di sejumlah kota di Mesir pada Minggu sore waktu setempat setelah kelompok pendukung dan penentang Presiden Mesir terguling, Mohammad Mursi turun ke jalan untuk saling serang.
John Andhi Oktaveri
John Andhi Oktaveri - Bisnis.com 07 Oktober 2013  |  07:09 WIB
Bentrok Mesir Minggu (6/10/2013), 51 Orang Tewas

Bisnis.com, JAKARTA - Sedikitnya 51 orang tewas akibat bentrok bersenjata di sejumlah kota di Mesir pada Minggu sore waktu setempat setelah kelompok pendukung dan penentang Presiden Mesir terguling, Mohammad Mursi turun ke jalan untuk saling serang.

Aksi brutal itu merupakan yang paling fatal setelah pihak militer mengambil alih kekuasaan presiden yang dipilih secara demokratis tersebut pada 3 Juli lalu, menurut sejumlah sumber sebagaimana dikutip Reuters, Senin (7/9/2013).

Sebuah aliansi perlawanan termasuk kelompok Ikhwanul Muslimin meminta warga Mesir untuk melanjutkan aksi protes dan berkumpul kembali di alun-alun Tahrir Square Kairo. Mereka menyatakan bahwa tidak ada yang bisa menghentikan mereka di Tahrir Square dan akan mengorbankan segalanya.

Sementara itu, di Rumah Sakit Ibnu Sina yang berada di kawasan Mohandiseen, wartawan Reuters melihat delapan mayat yang masih berlumur darah ditutupi selimut warna biru dan putih.

"Kementerian Dalam Negeri dan tentara membunuh putra saya," teriak Sabah el-Sayed, ibu Rami Imam, pria berusia 29 tahun yang kakinya patah. Ayah Imam mengatakan putranya tengah menuju rumahnya sehabis bekerja ketika dia terjebak bentrok di jalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

korban tewas krisis mesir tahrir square

Sumber : Reuters

Editor : Sepudin Zuhri

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top