Bisnis.com, SINGAPURA--Di sela-sela Singapore Summit di Singapura, Mantan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla (JK) sempat bertemu dengan politisi Myanmar Aung San Suu Kyi.
Apa saja yang JK bicarakan dengan pemenang hadiah Nobel yang juga pemimpin Liga Nasional untuk Demokrasi Myanmar itu?
Berikut penuturan JK kepada wartawan Bisnis, Kompas, dan Antara:
"Kalau bicara tentang hubungan dengan Myanmar, sebenarnya dari semua negara Asia, yang paling dekat hubungannya itu Indonesia.
Myanmar itu dulu paling maju di Asia Tenggara bersama Filipina. Nah, karena itu dulu kita beli pesawat terbang dari sana, dari Rangoon (dulu ibu kota Burma).
Kita tentu ingin sama-sama terbuka. Kita semua memiliki masalah masing-masing. Nah, bisa enggak kita saling membantu.
Sempat saya singgung soal pengungsi Rohingya. Impact dari masalah internal Myanmar itu dampaknya ke luar negeri, ke tetangga.
Dia [Suu Kyi] bilang kami akan mempelajari. Saya janji ketemu lagi.
Kesulitannya dia sekarang posisinya kan sebagai politisi, bukan seperti masih aktivias dulu.
Waktu dulu belum politisi, belum anggota parlemen, dia sangat berpihak [ketika melihat] ketidakadilan.
Sekarang dia punya konstituen yang harus dijaga. Sama saja dengan yang di Jakarta waktu muda aktif di LSM, begitu jadi anggota DPR berubah.
Jadi dia bukan aktivis HAM, sekarang berbeda posisinya.
Waktu saya ke Myanmar saya memang tidak minta waktu untuk ketemu karena saya ketemu dengan Presiden [Thein Sein], enggak enak kalau ketemu Suu Kyi juga.
Saya hanya katakan bahwa hubungan kita panjang. Kalau ada masalah di sana pasti ada pengaruhnya.” (ra)