Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Pemilu 2014, Investor Ragu-Ragu

Bisnis.com, JAKARTA — Prapancha Research (PR) menilai para investor merasa ragu-ragu untuk berinvestasi baik di pasar domestik maupun internasional menjelang tahun politik 2014.

Bisnis.com, JAKARTA — Prapancha Research (PR) menilai para investor merasa ragu-ragu untuk berinvestasi baik di pasar domestik maupun internasional menjelang tahun politik 2014.

Hal itu dikarenakan dari masih kaburnya wawasan perihal sejumlah kandidat potensial pemilu mendatang hingga citra pemimpin Indonesia saat ini yang gagal dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dan penegakan hukum yang tak pandang bulu.

“Terlebih sudah menjadi tradisi dalam pemilu di Indonesia, ketokohan lebih menuai dukungan dibanding program ataupun ideologi partai. Jangan heran bila aktor-aktor dari dunia usaha merasa pemilu tak ayalnya memilih kucing dalam karung,” kata analis PR Adi Ahdiat dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Senin (2/9/2013).

Sementara itu, PR kali ini melakukan pantauan terhadap tajuk rencana dan opini tentang sosok-sosok pejabat pemegang keputusan strategis dan capres potensial Indonesia dalam dua media cetak berbahasa Inggris paling tinggi tiras globalnya, yakni Wall Street Journal dan New York Times. 

Adi mengharapkan pengamatan ini dapat menerawang persepsi internasional terhadap pejabat berkuasa dan calon pejabat Indonesia di masa mendatang. “Hasilnya, cukup bisa diduga meski mungkin akan mengagetkan beberapa pihak,” ungkapnya.

Dalam penemuan selama sembilan tahun terakhir, tidak ada artikel yang menyinggung sosok Wiranto dan Prabowo sebagai capres potensial, selain satu artikel yang mengulas para tokoh yang akan maju di Pemilu 2009. 

Sebanyak 7 artikel menyinggung Prabowo, namun 6 dari antaranya ditulis antara 1996-98 terkait peralihan kekuasaan di Indonesia yang waktu itu terlihat penuh ketidakpastian.

Artikel yang menyinggung Wiranto jauh lebih banyak, 41 artikel, tetapi juga antara 1998-2004 terkait perannya di masa-masa awal reformasi.

Megawati, yang pernah menjabat presiden, disinggung sebanyak 119 kali. Namun selain 6 artikel yang mengulas profilnya sebagai presiden wanita dan prospeknya di 2009, sisanya adalah tentang kepresidenannya dan perannya di masa reformasi.

Sementara Aburizal Bakrie dan Jokowi, yang paling belakangan naik daun, belum memiliki riwayat di media-media berpengaruh ini.

Tentu saja yang paling banyak dibahas dalam kaitannya dengan situasi saat ini adalah presiden berkuasa, SBY [Susilo Bambang Yudhoyono],” katanya. 

Dari 89 pemberitaan tentang SBY, teramati perkembangan citra SBY. SBY, dari sosok yang di masa awal kekuasaannya, 2004-2006, yang diharapkan akan membangun demokrasi, menjamin keadilan bagi minoritas, bersikap tegas terhadap fundamentalisme, dan menjalankan pemerintahan antikorupsi dinilai berubah.

SBY dinilai menjadi pemimpin yang gagal mewujudkan semua harapan tersebut di tahun-tahun selanjutnya. “Citra SBY yang muncul dari sosok harapan menjadi sosok mengecewakan lantaran kesan tidak tegasnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Winda Rahmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper