Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konvensi Demokrat, Cuma 'Jaring Harimau di Kebun Binatang'

Bisnis.com, JAKARTA—Konvensi Capres Partai Demokrat 2014 yang diharapkan gegap-gempita dapat dipastikan berjalan biasa-biasa saja.

Pasalnya, partai berlambang segitiga mercy ini tidak berhasil menjaring tokoh berpengaruh dari luar partai  yang bisa dibaratkan ‘harimau dari rimba raya’ seperti Jokowi, Jusuf Kalla dan Manfud MD.

Kepatian tersebut  muncul dengan terbitnya Surat Keputusan  Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat No. 04/SK/Komite/VIII/2013 tentang Penetapan Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat.

Surat  itu  hanya menetapkan sebelas peserta konvensi pengganti Presiden SBY. Mereka adalah Dahlan Iskan, Dino Patti Jalal,  Gita Wirjawan,  Marzuki Alie,  Pramono Edhie Wibowo dan Hayono Isman

Selain itu,  Ali Masykur Musa, Anies Rasyid Baswedan, Endriartono Sutanto, Irman Gusman dan  Sinyo Harry Sarundajang.

Menurut Sekretaris Komite Konvensi Suaidi Marasabessy penetapan sebelas peserta tadi diputuskan,setelah  melalui tahapan prakonvensi berupa wawancara,

Enam nama pertama  peserta konvensi (Dahlan Iskan, Dino Patti Jalal,  Gita Wirjawan,  Marzuki Alie,  Pramono Edhie Wibowo dan Hayono Isman) boleh dibilang adalah tokoh-tokoh yang berada di ring I Cikeas.

Adapun lima peserta lainnya  merupakan tokoh dari luar,  tetapi memiliki hubungan cukup baik dengan Cikeas. Mereka bukan tokoh kontoversial yang sering membikin ‘kuping panas’ pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono maupun dengan Partai Demokrat.

Dengan demikian, pelaksanaan konvensi partai bernomor urut 7 dalam Pemilu 2014 itu, yang reangkaiannya digelar mulai bulan ini, dapat dikiaskan  hanya mampu menjaring ‘harimau di kebun binatang.’  

TAK JELAS DAN TAK ETIS

Kenapa ‘para harimau dari rimba raya’ yang  sebelumnya digadang-gadang tertarik  ikut audisi kemudian urung menjadi peserta?

Menarik disimak pernyataan Mahfud MD.

Saat tampil sebagai  pembicara pada Sarasehan Nasional 2013 dalam rangka Dasa Windu Prof . AJ Suhardjo di Fakultas Geografi UGM, Sabtu (31/8/2013), mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu memaparkan sebelum datang dan menerima undangan Konvensi, dia berbicara empat mata  terlebih dahulu dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut Mahfud,  dia setuju ikut konvensi  dengan syarat   harus jelas dahulu hak dan kewajibannya.

Misalnya, apabila peserta  menang konvensi  dan Partai Demokrat kalah  dalam Pemilu, lantas bagaimana  posisi yang bersangkutan?  Disuruh apa? Apakah dianggap selesai pencalonnya atau boleh bernegosiasi dengan partai lain?

Pertanyaan tersebut tidak bisa dijawab oleh SBY, malah  diserahkan jawabannya kepada majelis tinggi Partai Demokrat.

Oleh karena tidak memperoleh jawaban yang jelas sejak awal, tokoh kontrovesial ini dengan tegas menyatakan urung ikut konvesi.

Bagaimana dengan Jusuf  Kalla?  Sekretaris Komite Kovensi Partai Demokrat, Suaedy Marasabessy,  berterus terang mantan Wakil Presiden  ini  tak mau mengikuti konvensi  karena  pernah menjadi Ketua Umum Partai Golkar, sehingga merasa  tidak etis.

Dalam kode etik konvensi, seseorang yang mempunyai jabatan struktural di partai lain harus nonaktif dari jabatannya di partai itu.

Alasan yang kurang lebih sama disampaikan Jokowi melalui pengurus PDIP. Menurut Sekjen partau berlambang Banteng itu Tjahjo Kumolo,  gubenur DKI Jakarta yang merupakan kade PDIP menolak undangan konvensi Demokrat.

Tjahyo menyebutkan penolakan Jokowi  karena  dia paham dengan aturan main partai. Jokowi memahami etika politik, sehingga tidak etis ikut audisi capres partai lain.

Kalau demikian, masyarakat tampaknya tidak perlu penasaran  menunggu konvesi Demokrat  untuk mendapat  tokoh alternatif yang selama ini merajai berbagai survei.

Akan tetapi, upaya Partai Demokrat menggelar audisi capres patut diacungkang jempol  karena partai lain  sampai saat ini hanya mengandalkan 100% kader dari dalam.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper