Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jusuf Kalla 'Emoh' Ikut Konvensi Demokrat

Bisnis.com, JAKARTA--Sekretaris Komite Kovensi Partai Demokrat, Suaedy Marasabessy, mengatakan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla tak mau mengikuti konvensi calon presiden yang diselenggarakan Partai Demokrat. "Pak JK belum bersedia. Beliau pernah menjadi

Bisnis.com, JAKARTA--Sekretaris Komite Kovensi Partai Demokrat, Suaedy Marasabessy, mengatakan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla tak mau mengikuti konvensi calon presiden yang diselenggarakan Partai Demokrat.

"Pak JK belum bersedia. Beliau pernah menjadi Ketua Umum Partai Golkar, sehingga menjadi tidak etis," katanya di Wisma Kodel, Kuningan, di Jakarta, Rabu (28/8/2013)

Dalam kode etik konvensi, seseorang yang mempunyai jabatan struktural di partai lain harus nonaktif dari jabatannya di partai itu.

Selain itu, pemenang konvensi capres harus menjadi kader Partai Demokrat karena Demokrat tetap ingin mengusung kadernya sendiri pada Pemilu 2014.

Suaedy menjelaskan sebenarnya Komite Konvensi belum memberikan undangan konvensi kepada JK. Akan tetapi, sejauh ini pihaknya hanya menemui dan berkomunikasi dengan Ketua Umum Palang Merah Indonesia itu.

Pada Selasa (27/8/2013) malam, Komite Konvensi mengunjungi Jusuf Kalla di kediamannya di Jalan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, untuk menanyakan kesediaan JK menjadi peserta konvensi capres yang diselenggarakan Partai Demokrat.

"Undangan belum sempat diberikan. Pembicaraan tatap muka dengan JK secara non-formal antara Ketua Komite Maftuh Basyuni, Wakil Ketua Komite Taufiequrachman Ruki," kata Suaedy.

Pada kesempatan itu, ia mengatakan bahwa mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo layak menjadi salah satu calon presiden (capres) 2014 karena kapasitas dan kapabilitasnya.

"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Pramono duplikat Sarwo Edie Wibowo," katanya.

Suaedy mengatakan Pramono memiliki ketegasan, seperti ayahnya, Sarwo Edhie, komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD)--sekarang Kopassus, yang terkenal dalam pembersihan Partai Komunis Indonesia (PKI) paskameletus peristiwa Gerakan 30 September 1965.

"Karakter yang dimiliki Pak Sarwo dimiliki Pak Pramono," ujarnya. (Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper