Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mesir Akan Tindak Pendukung Mursi

Bisnis.com, JAKARTA— Polisi Mesir diperkirakan akan mengambil tindakan hari ini Senin (12/8/2013), untuk melawan pendukung Presiden terguling Mohamed Mursi yang berkumpul di berbagai kamp aksi unjuk rasa.

Bisnis.com, JAKARTA— Polisi Mesir diperkirakan akan mengambil tindakan hari ini Senin (12/8/2013), untuk melawan pendukung Presiden terguling Mohamed Mursi yang berkumpul di berbagai kamp aksi unjuk rasa.

Seorang sumber keamanan dan pemerintah mengatakan aksi ini bisa semakin memicu pertumpahan darah.

Lapangan-lapangan adalah tempat titik rawan utama dalam aksi konfontrasi antara militer yang menggulingkan Mursi bulan lalu dan pendukung yang menuntutnya kembali berkuasa.

Mediator Barat dan Arab serta sejumlah pejabat senior pemerintah Mesir telah berusaha membujuk militer untuk mencegah penggunaan kekerasan terhadap pengunjuk rasa.

"Pasukan keamanan negara akan dikerahkan di sekitar tempat beraksi mulai fajar bersama dimulainya prosedur yang akan diarahkan untuk pembubaran [demonstrasi]," kata sumber keamanan senior seraya menambahkan langkah pertama akan dikerahkan di sekitar kamp, dikutip Reuters, Senin (12/8/203).

Kepala militer Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, yang menggulingkan Mursi, mendapat tekanan dari perwira militer kelompok gariskeras untuk bergerak melawan demonstran.

Hampir 300 orang sudah terbunuh dalam kekerasan politik sejak penggulingan itu terjadi, termasuk puluhan pendukung Mursi yang ditembak hingga meninggal dunia oleh pasukan keamanan dalam dua insiden.

Setiap aksi pertumpahan darah selanjutnya hampir pasti kian memperparah krisis politik Mesir dan membuat pemerintah terus berurusan dengan isu-isu vital seperti perekonomian yang rapuh.

Seorang sumber keamanan lainnya mengatakan keputusan untuk menindak pada Senin ini, hanya setelah perayaan bulan suci Ramadan, bakal dilakukan setelah pertemuan antara menteri dalam negeri dan para pembantunya.

Mesir telah diguncang gejolak politik dan perekonomian sejak kerusuhan 2011 yang mengakhiri pemerintahan otoriter selama 30 tahun pimpinan Hosni Mubarak yang didukung Amerika Serikat. (ltc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Winda Rahmawati
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper