Bisnis.com, JAKARTA - Hari pertama pelaksanaan referendum atas sebuah konstitusi baru di Mesir - yang dinilai sebagai referendum atas keputusan pihak militer untuk menjatuhkan Presiden Mesir Mohamed Mursi pada Juli tahun lalu - memakan korban tewas.
Secara umum referendum berlangsung damai, namun sedikitnya 11 dilaporkan tewas dan 28 lainnya luka-luka akibat bentrok massa anti korupsi dengan aparat keamanan, demikian laporan kementerian kesehatan negara itu sebagaimana dikutip situs berita Aljazeera.com, Rabu (15/1/2014).
Segera setelah pemungutan suara dimulai terjadi ledakan kecil di luar kantor pengadilan wilayah Imbaba yang berada di bagian barat Kairo. Namun tidak satu pun korban luka akibat ledakan, yang menurut polisi disebabkan oleh bom yang dibungkus dengan plastik tersebut.
Aksi kekerasan itu menandai perlawanan terhadap tindakan keras aparat keamanan kepada kelompok anti pemerintah. Aparat keamanan selama ini mengambil tindakan tegas terhadap para pendukung mantan Presiden Mursi yang dijatuhkan oleh kelompok sipil dukungan militer tahun lalu.