Bisnis.com, SURABAYA-Pemerintah Provinsi Jawa Timur menilai arus balik yang biasanya disertai urbanisasi tidak hanya berpusat di satu wilayah, melainkan tersebar di sentra industri yang sedang tumbuh seperti Gresik, Pasuruan, Probolinggo hingga Banyuwangi.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo menguraikan pusat pertumbuhan ekonomi kini lebih tersebar, tidak hanya di Surabaya atau Sidoarjo saja. Alhasil, urbanisasi tidak hanya berpusat di satu wilayah sehingga tidak memicu kerawanan sosial.
"Data statistik kami menunjukkan indeks disparitas wilayah semakin mengecil, itu artinya pekerja dari daerah lebih tersebar. Jadi urbanisasi relatif terkendali," ujarnya di Surabaya, Minggu (11/8/2013).
Menurutnya, pertumbuhan kawasan industri baru seperti di Gresik, Lamongan, Probolinggo dan Banyuwangi mampu mengerem perpindahan penduduk ke satu titik saja.
Berdasar data Sekretariat Pemprov Jatim, jumlah penduduk pada 2013 38,3 juta orang. Bila dibandingkan penduduk tahun lalu 38 juta orang maka laju pertumbuhan penduduk (LPP) hanya 0,7%.
"Daerah Sidoarjo yang dulu LPP 3 persen sampai 4 persen kini hanya 1,8 persen, itu menunjukkan urbanisasi relatif bisa dikendalikan," lanjutnya.
Dia menilai langkah mendorong investasi, membangun infrastruktur tol lintas Jawa Timur bisa semakin memeratakan ekonomi dan menekan ketimpangan sehingga urbanisasi bisa direm.
Berdasar data Badan Penanaman Modal Provinsi Jatim investasi semester pertama 2013 sebesar Rp68,08 triliun naik 11,8% dari periode tahun lalu. Rp60,85 triliun. Dari realisasi investasi semester pertama tahun ini modal asing hanya Rp14,64 triliun.
Adapun izin prinsip penanaman modal asing pada semester pertama Rp64,39 triliun naik 281,46% dibanding periode sebelumnya Rp16,88 triliun. Sedangkan izin prinsip penanaman modal domestik Rp26,65 triliun naik 99,33% dibanding periode sama sebelumnya Rp13,37 triliun.
"Memang PMA lebih kecil dari PMDN, tetapi pertumbuhan izin prinsip luar biasa sehingga itu potensi pemicu pertumbuan ekonomi," urainya.