Bisnis.com, BANDA ACEH - Mesjid Raya Baiturrahman masih tampak dipadati masyarakat Banda Aceh dan sekitarnya pada Sabtu (10/8.2013), atau dua hari setelah Idulfitri. guna menjalankan ibadah salat lima waktu atau hanya sekadar berekreasi.
Menurut pantauan Bisnis, kondisi ini berlangsung sejak hari pertama Lebaran dan terus belangsung hingga hari ini, Sabtu (10/8/2013). Beberapa pengunjung di mesjid tersebut kebanyakan berasal dari luar kota Banda Aceh.
"Kami ke sini [Mesjid Raya Baiturrahman] hanya sekadar berjalan-jalan bawa anak-anak main," kata Fajri, salah seorang pengunjung, Sabtu (10/8/2013).
Selain dipadati pengunjung, para pedagang makanan dan minuman keliling juga tampak ramai menjajakan dagangannya di sekitar kawasan mesjid tersebut. Meskipun demikian, sebagian besar pusat perbelanjaan dan pertokoan di kawasan Kota Banda Aceh masih tutup.
Mesjid Raya Baiturrahman memiliki lembaran sejarah tersendiri, Nama Mesjid Raya Baiturrahman ini berasal dari nama Mesjid Raya yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada 1022 H atau pada 1612 .
Mesjid ini sempat terbakar habis pada agresi tentara Belanda kedua pada April 1873. Saat itu, salah seorang pemimpin Belanda Mayjen Khohler tewas di sekitar kawasan mesjid tersebut.
Tempat tewasnya Khohler kemudian diabadikan dalam bentuk monumen kecil dibawah pohon ketapang di dekat pintu masuk sebelah utara mesjid.
Pada 1877, dengan mengulangi janji Jendral Van Sweiten, Gubernur Jendral Van Lansberge menyatakan akan membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang telah terbakar setelah diadakan permusyawaratan dengan para pemimpin Aceh pada saat itu di Banda Aceh.
Peletakan batu pertama pembangunan kembali Mesjid Raya Baiturrahman dilakukan pada 9 Oktober 1879 yang diwakili oleh Tengku Qadhi Malikul Adil. Saat itu, jumlah kubah Mesjid Baiturrahman masih tunggal.
Pada 1935, Mesjid Raya Baiturrahman diperluas dengan tambahan dua kubah di sebelah kiri dan kanan, serta pada 1975 dilakukan penambahan dua kubah dan dua menara di sebelah utara dan selatan, sehingga mempunyai lima kubah.
Setelah sempat dihantam tsunami pada 2004, mesjid tersebut mendapat banyak perbaikan. Hingga saat ini, Mesjid Raya Baiturrahman memiliki tujuh kubah utama dan menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi di ketika berwisata di Banda Aceh.