Bisnis.com, MEDAN - Krisis gas di Sumatra Utara mengakibatkan tiga perusahaan industri terancam gulung tikar setelah sebelumnya sepanjang semester I/2013 dua industri telah menutup operasionalnya.
Sebaran Industri Pengguna Gas di Sumatra Utara
Indikator | Jumlah |
Industri Pengguna Gas | 49 Pabrik |
Pabrik Tutup | 6 Pabrik |
Terancam Tutup | 3 Pabrik |
Pasokan Gas Saat ini | 7 Mmscfd |
Kebutuhan Rata-rata gas | 18 - 22 Mmscfd |
Sumber : Kadin Sumut, Apigas, PGN
Pejabat Sementara Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumatra Utara Tohar Suhartono mengatakan pasokan gas di Sumut tersisa 7 million metric cubic feet per day (Mmscfd) dari PT Pertamina EP. Kebutuhan untuk 49 industri di Sumut rata-rata mencapai 18 Mmscfd - 22 Mmscfd.
Kadin Sumut sudah meminta kepada PT Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk menambah pasokan gas. Namun, PGN tidak dapat berbuat apa-apa akibat pasokan dari PT Pertiwi Nusantara Resources (PNR) sebesar 10 Mmscfd terhenti pada 10 Juli 2013.
"Kemarin sudah ada dua perusahaan yang tutup yakni PT Ecogreen Oleochemical dan PT Sinar Mas di Belawan. Sekarang akan menjelang lima perusahaan, jadi ada tiga perusahaan yang terancam kolaps kalau tidak ada tambahan pasokan gas," ujarnya kepada Bisnis hari ini, Selasa (23/7/2013).
Dia menjelaskan, ketiga perusahaan yang terancam tutup antara lain bergerak di sektor industri keramik dan alkohol. Ketiga perusahaan tersebut berada di Kawasan Industri Medan (KIM) dan diperkirakan ribuan karyawannya terancam pemutusan hubungan kerja (PHK).
Sebenarnya, sambungnya, ada sedikit harapan dari sumur gas Benggala A Langkat untuk menambah pasokan gas industri. Sumur Benggala A diperkirakan memiliki cadangan sebesar 10 Mmscfd dan dapat digunakan sebesar 6 Mmscfd untuk lima tahun.
Saat ini, gas di sumur Benggala A tersebut sudah siap untuk diproduksi dan dialirkan untuk industri di Medan. Rencananya, pada bulan ini pemasangan pipa untuk mengalirkan gas ditargetkan telah selesai. Sehingga, pasokan gas industri bisa bertambah menjadi 13 Mmscfd pada akhir Juli 2013.
Pemasangan pipa ini sepanjang 11 kilometer ini, sambungnya, terkendala belum keluarnya izin dari Pemerintah Kabupaten Langkat. Padahal, sebelumnya telah terpasang pipa sepanjang 9 kilometer dan hanya tersisa 2 kilometer.
“Kami menanyakan langsung ke Pemkab Langkat, katanya izin ada di provinsi. Saya langsung berkomunikasi dengan gubernur, kami bertemu dengan staf-staf gubernur mulai dari Sekretaris Daerah hingga Kepala Dinas Pertambangan dan Energi. Pemrpov berjanji akan menyelesaikan perizinannya," paparnya.
Upaya berikutnya, Kadin Sumut akan menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wapres Boediono, Menteri ESDM Jero Wacik, Menteri Perindustrian MS Hidayat dan seluruh pemangku kebijakan gas agar permasalahan di Sumut segera teratasi. Dia berharap upaya yang akan dilakukan bulan ini dapat mengatasi krisis gas industri yang selama ini terjadi.