Bisnis.com, JAKARTA - Dua jenazah terduga teroris yang ditembak mati di Tulungagung segera menjalani tindakan medis setelah pada Senin (22/7) malam, tiba di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kedua jenazah itu yakni Dayah alias Kim, dan Rizal. Mereka ditembak mati setelah terlibat baku tembak dengan tim Densus 88 Antiteror Polri.
Sementara itu, dua terduga teroris lainnya yang ditangkap hidup-hidup setelah menyerahkan diri, masih menjalani pemeriksaan di Polda Jawa Timur (Jatim).
Keduanya yakni Mugi Hartanto (38) yang diketahui sebagai seorang guru honorer di SDN, dan Sapari (49) yang diketahui sebagai staf Kesejahteraan Rakyat di Desa. Mereka berasal dari Tulungagung.
“[Keduanya] masih diperiksa tim Densus 88 untuk dikembangkan. Kemungkinan bisa berkembang kepada pelaku lain dan barang bukti lain yang bisa disita,” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol. Ronny F. Sompie, Selasa (23/7/2013).
Ronny kembali menegaskan bahwa keempat tersangka yang ditangkap itu masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kasus teroris.
Mereka diduga terlibat dengan pendaan kasus teror di Medan,di antaranya dengan pentolan teroris Cahya Fitrianta, pelatihan teroris di Poso dengan Santoso dan dengan Badri yang mengirimkan dana ke Poso, serta bom bunuh diri di Mapolres Poso.
Selanjutnya, mereka turut terlibat kasus lainnya yakni perampokan CIMB Niaga Medan, Solo, dan pencarian dana di Bali.
Namun, jenderal bintang dua ini mengakui tidak dapat merilis jumlah maupun rincian di dalam DPO secara terbuka agar pihaknya tidak mengalami kesulitan saat mencari targetnya.
“Karena kasus terorisme sangat peka. Kami berikan info sedikit saja dampaknya bisa sangat jauh. Tim penyidik bisa kesulitan untuk mengungkap kasus yang lebih besar,” jelasnya.
Seperti diketahui, tim Densus menangkap empat orang terduga teroris, Senin (22/7) sekitar pukul 08.45 Wib di Jalan Pahlawan, Kedung Waru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.