Bisnis.com, JAKARTA--Partai Hanura telah mendeklarasikan Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo sebagai capres dan cawapres untuk Pemilu 2014, tanpa berkoalisi dengan partai politik manapun..
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Hanura Hary Tanoesudibjo beralasan deklarasi dengan rakyat lebih baik ketimbang koalisi dengan partai lain.
Bos MNC Group itu berpendapat memimpin bangsa Indonesia ke depan tidak perlu berkoalisi dengan partai politik mana pun.
Menurutnya, yang diperlukan adalah berkoalisi dengan rakyat. Lantaran, koalisi akan memunculkan kompromi politik, sehingga akan sulit untuk merubah kehidupan bangsa untuk menjadi lebih baik.
"Kalau banyak berkoalisi dengan partai lain tidak ada jaminan mengubah Indonesia. Karena itu, kami tak mau berkoalisi karena kami tak mau kompromi," ujarnya dalam situs resmi Partai Hanura.
Hary, yang juga merangkap sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Hanura, menjelaskan partainya menekankan kerja sama antarkader untuk memenangkan pemilihan umum 2014.
"Diperlukan militansi, kerja keras, kerja cerdas, kerja sama yang naik antarpengurus karena tujuan kita sama yakni mau menang," tegasnya.
Deklarasikan Wiranto dan Hary Tanoe sebagai capres dan cawapres dalam Pemilu 2014 sebelumnya menuai protes dari kalangan internal partai tersebut karena prosesnya dinilai potong kompas tanpa perhitungan matang
Pendiri sekaligus tokoh senior Partai Hanura Fuad Bawazier kepada wartawan Kamis (4/7/2013) mengaku tidak happy dengan pencalonan pasangan tersebut..
“Hanura itu partai kecil, seharusnya mengambil calon wapres berkoalisi dengan partai lain, sehingga syarat pencalonan [presidential threshold] 20% bisa terpenuhi,” tegasnya.
Mantan menkeu ini menambahkan pengabaian prosedur yang ditempuh Hanura adalah penetapan calon wapres tidak melalui Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) partai.
“Padahal AD/ART partai mengamanatkan masalah penting dan strategis harus diputuskan melalui Rapimnas.”
Untuk menetapkan wapres, lanjutnya, Partai Harura seharus mengukur bagaimana dedikasi sang calon, elektabilitasnya, tingkat ketokohannya dan sosialisasinya. "Bukan karena pertimbangan calon tersebut seorang pengusaha yang punya jaringan informasi kuat."