Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ADB: Ditopang Konsumsi, Ekonomi Malaysia Tumbuh 5,3%

Bisnis.com, JAKARTA – Asian Developmen Bank (ADB) memproyeksikan perekonomian Malaysia pada tahun ini akan bertumbuh 5,3%, dan bertumbuh sedikit lebih tinggi pada 2014 menjadi 5,5% karena dorongan ekonomi global yang membaik.

Bisnis.com, JAKARTA – Asian Developmen Bank (ADB) memproyeksikan perekonomian Malaysia pada tahun ini akan bertumbuh 5,3%, dan bertumbuh sedikit lebih tinggi pada 2014 menjadi 5,5% karena dorongan ekonomi global yang membaik.

Proyeksi ADB bertitle Asia Development Outlook 2013 ini didasari asumsi asumsi pemilu pada Mei 2013 berjalan lancar, dan pemerintah memiliki kebijakan ekonomi dan fiskal yang prudent.

“Konsumsi swasta akan mendapatkan dukungan dari pasar tenaga kerja yang kuat, inflasi yang rendah, pendapatan lebih tinggi, dan, dari anggaran 2013, pembayaran transfer serta konsesi pajak,” demikian Laporan ADB dalam situs resminya.

Secara keseluruhan pekerja di Malaysia mendapatkan kenaikan upah rata – rata 27% seiring dengan kebijakan baru upah minimum untuk Semenanjung Malaysia sebesar RM900 per bulan dan Malaysia Timur sebesar RM800 mulai Januari 2013.

Selanjutnya, pengurangan bertahap subsidi bahan bakar dan barang lain untuk dialihkan ke sistem yang lebih baik untuk target subsidi, serta pajak konsumsi yang diusulkan untuk mengurangi ketergantungan pemerintah pada sektor minyak diperkirakan bisa meredam pertumbuhan konsumsi.

Sentimen konsumen tetap positif. Setidaknya indeks sentimen konsumen Malaysia Institute of Economic Research telah sedikit meningkat pada kuartal IV/ 2012. Namun, indeks bisnis yang dikompilasi dari survei terhadap produsen menurun di tengah kekhawatiran tentang prospek pasar domestik dan ekspor.

Investasi diperkirakan akan moderat tahun ini. Investasi swasta diperkirakan tumbuh pada kecepatan dua digit, tetapi di bawah tahun lalu yang 22,0%. Investasi besar direncanakan untuk industri minyak dan gas, pengembangan properti, dan memperluas jasa. Kredit ke sektor swasta meningkat menjadi 12,3% pada Januari 2013.

Adapun untuk investasi publik, pemerintah telah mendorong Program Transformasi Ekonomi, dan mengusulkan mengendalikan defisit fiskal secara bertahap. Hasilnya, pertumbuhan investasi publik diperkirakan lebih lambat.

Dari sisi produksi, pertumbuhan yang kuat dalam konsumsi swasta akan mendorong sektor jasa, dibantu oleh investasi teknologi broadband kecepatan tinggi dan nirkabel, tetapi laju pertumbuhan diperkirakan melambat.

Manufaktur akan mendapatkan sokongan, terutama pada 2014 ketika pemulihan mendapatkan momentum di negara industri utama.

Produksi gas alam dan minyak akan meningkat tahun ini seiring dengan investasi pengembangan ladang baru dan pemulihan pada ladang yang ada. Pertanian diperkirakan pulih tahun ini, namun pertumbuhan lebih rendah dari capaian tinggi tahun lalu.

Kebijakan fiskal kemungkinan diperketat akhir tahun ini, karena pemerintah menargetkan pengurangan defisit fiskal setara dengan 4% dari PDB pada 2013. Bank sentral kemungkinan akan mempertahankan suku bunga pada tingkat yang mendukung pertumbuhan ekonomi 2013, dan siap untuk menaikkan suku bunga jika tekanan harga meningkat.

Permintaan domestik yang kuat dan pengurangan bertahap subsidi akan mendongkrak harga. Dampak dari upah minimum baru pada biaya total perusahaan diperkirakan menjadi sederhana. Inflasi diproyeksikan ke level rata-rata 2,2% pada 2013 dan 3,0% tahun depan. Untuk 2 bulan pertama 2013 inflasi hanya 1,4%.

Permintaan eksternal terlihat membaik secara bertahap. Proyeksi positif atas China dan dan India yang merupakan dua pasar penting itu akan menguntungkan ekspor komoditas Malaysia meskipun harga komoditas tetap di bawah tekanan seperti kelapa sawit dan gas alam cair.

Pemulihan industri pada 2014 akan meningkatkan ekspor elektronik dan manufaktur lain. Impor akan tumbuh moderat pada 2013 namun masih melebihi pertumbuhan ekspor, mengingat permintaan domestik yang kuat. Hambatan pada pertumbuhan GDP yang ditimbulkan oleh ekspor bersih yang lebih rendah tahun ini.

Pada titik keseimbangan pengaruh tersebut, pertumbuhan PDB diperkirakan 5,3% pada 2013, dan pada tahun depan lebih cepat sedikit menjadi 5,5% karena lingkungan ekonomi global membaik. Surplus transaksi berjalan diperkirakan menurun lebih lanjut sebagai perdagangan surplus dan defisit mereda bertahan di pos pendapatan dan jasa.

Malaysia adalah negara dengan partisipasi angkatan kerja wanita paling rendah di Asia Tenggara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul-nonaktif
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper