Bisnis.com, JAKARTA—Laporan hasil survei nasional oleh Pusat Data Bersatu (PDB) menyebutkan bahwa calon presiden (capres) yang paling potensial dipilih oleh rakyat adalah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Dalam survei yang digelar pada 11-18 Juni 2013, Joko Widodo meraih elektabilitas paling tinggi 29,57%.
Kemudian, disusul oleh Prabowo Subianto 19,83%, Megawati 13,08%, dan Aburizal Bakrie 11,62%.
Ketua PDB Didik J. Rachbini memaparkan kenaikan elektabilitas Jokowi paling tinggi dibandingkan dengan calon-calon lainnya dari periode Januari-Juni 2013.
Selain kriteria elektabilitas capres, PDB juga menyebutkan empat kriteria lain mengenai kandidat orang nomor wahid di Indonesia.
Kriteria itu antara lain mengenai capres yang yang paling diingat namanya dalam benak masyarakat, yang paling sering disebut-sebut, yang paling dikenal (popularitas), dan yang paling disukai (akseptabilitas).
Aburizal Bakrie menjadi capres yang paling diingat namanya oleh publik. Dia menjadi nama yang disebut pertama kali oleh 21,82% masyarakat.
“Mungkin karena yang paling lebih sering berkampanye, terutama di TV merah miliknya,” kata Rachbini dalam acara Indonesia Mencari Pemimpin, Rabu (17/7/2013.
Lalu, capres yang paling sering disebut adalah Prabowo Subianto. Suaranya mencapai 37,4%.
Adapun capres yang paling dikenal popularitasnya adalah Megawati Sukarno Putri, dengan meraih 92,65%. Selanjutnya, disusul oleh Jusuf Kalla (89,32%), dan Joko Widodo (86,15%).
Megawati, menurut Rachbini, dinilai menjadi paling populer karena pernah menjabat Presiden pada 2003.
Terakhir, capres yang paling banyak disukai rakyat adalah Jokowi, dengan perolehan 77.90%.
Peneliti PDB Agus Herta, mengatakan Jokowi menjadi capres yang paling disukai oleh rakyat, jauh di atas Megawati yang hanya meraih 57,82%.
“Jika dilihat berdasarkan popularitas Megawati, maka bisa disimpulkan 1 dari 2 orang yang kenal Megawati tidak suka terhadap sosok Megawat,” jelasnya.
Namun, jelas Agus, dibandingkan dengan keempat kriteria capres di atas, kriteria elektabilitas merupakan hal yang terutama untuk menilai figur yang paling potensial menjadi petinggi negara.
“[Empat kriteria] itu tidak penting, yang penting adalah elektabilitasnya,” terang Agus.
Sementara itu, mengenai elektabilitas kandidat wakil presiden, Jokowi pun berada di urutan paling top, yakni 30,68%. Lalu diikuti Jusuf Kalla (18,29%) dan Hatta Rajasa (8,46%).
Dalam survei yang melibatkan 1.200 responden di 30 provinsi di Indonesia, PDB mengakui tidak lagi melibatkan nama-nama capres alternatif lain seperti Rhoma Irama, Farhat Abbas, ataupun Eyang Subur.
“Mereka sudah tersingkirkan [dari masyarkat] sehingga kami sengaja tidak memasukkan,” jelasnya.
Nomor | Nama Capres | Hasil Perolehan (%) |
1 | Joko Widodo | 29,57 |
2 | Prabowo Subianto | 19,83 |
3 | Megawati SP | 13,08 |
4 | Abu Rizal Bakrie | 11,62 |
5 | Jusuf Kalla | 5,47 |
6 | Wiranto | 3,59 |
7 | Hatta Rajasa | 1,2 |
8 | Mahfud MD | 1.2 |
9 | Dahlan Iskan | 1,11 |
10 | Chairul Tanjung | 0,43 |
11 | Marzuki Alie | 0,26 |
12 | Joko Suyanto | 0,09 |
13 | Pramono Edhie Wibowo | 0,09 |
14 | Calon lainnya | 1,11 |
15 | Tidak memilih (Golput) | 0,85 |
16 | Belum menentukan | 10,51 |