WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Barack Obama menegaskan komitmennya untuk memberikan dukungan persenjataan kepada oposisi Suriah dalam menghadapi serangan dari tentara loyalis Presiden Bashar Al-Assad.
Penegasan tersebut diungkapkan Obama saat melakukan pembicaraan telepon dengan Raja Arab Saudi King Abdullah membahas krisis politik dan keamanan di kawasan Timur Tengah dan perang saudara di Suriah serta pristiwa penggulingan Presiden Mesir Mohamed Moursi.
"Presiden [Obama] menekankan Amerika Serikat berkomitmen untuk memberikan dukungan [persenjataan] kepada Koalisi Oposisi Suriah dalam menahan serangan militer dari Tentara Suriah," ungkap sebuah pernyataan dari Gedung Putih seperti dilansir Reuters hari ini, Sabtu (13/7/2013).
Kendati demikian, hingga saat ini belum satupun senjata Amerika Serikat yang telah disalurkan kepada pihak oposisi Suriah lantaran terbentur perdebatan di tingkat kongres negara adidaya itu terkait rencana bantuan persenjataan ringan tersebut.
Beberapa anggota kongres mengungkapkan kekhawatirannya jika persenjataan yang bakal dikirim tersebut justru jatuh di tangan gerilyawan muslim yang justru bakal memperburuk situasi di Suriah maupun Timur Tengah secara menyeluruh.
Sementara terkait peristiwa yang terjadi di Mesir, lanjut pernytaan Gedung Putih, Presiden Obama menyatakan keprihatinan seiring dengan serangkaian kekerasan yang pecah setelah militer mengambil alih kekuasaan.
Obama menekankan keinginannya untuk proses politik inklusif yang akan memungkinkan awal kembali ke pemerintahan sipil yang terpilih secara demokratis di Mesir.
Obama Bantu Persenjataan kepada Oposisi Suriah
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Barack Obama menegaskan komitmennya untuk memberikan dukungan persenjataan kepada oposisi Suriah dalam menghadapi serangan dari tentara loyalis Presiden Bashar Al-Assad.Penegasan tersebut diungkapkan Obama saat melakukan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Sutarno
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
5 jam yang lalu
China Kembali Berlakukan Bebas Visa bagi Warga Jepang
8 jam yang lalu