Bisnis.com, JAKARTA -- Kebutuhan masyarakat akan daging sapi terus meningkat setiap tahun, apalagi menjelang puasa dan Lebaran.
Pada 2013 konsumsi masyarakat diperkirakan menjadi 2,2 kg per kapita per tahun.
Setiap peningkatan 1 gram konsumsi masyarakat per kapita per tahun, diperlukan peningkatan 1,5 juta ekor sapi siap potong untuk memenuhi kebutuhan itu.
Tingginya kebutuhan masyarakat akan daging sapi mendorong pemerintah untuk dapat meningkatkan populasi sapi lokal guna mencukupi kebutuhan dalam negeri secara mandiri. Program swasembada daging sapi 2014 merupakan tekad bersama pemerintah dan menjadi salah satu program utama Kementerian Pertanian untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan hewani asal ternak berbasis sumber daya domestik, khususnya sapi potong.
Harga daging yang diperdagangkan di Indonesia adalahnya yang tertinggi. Menteri Pertanian (Mentan) Suswono menyebut kisaran harga daging di 2013 adalah Rp 80.000-Rp 90.000 per kilogram.
Namun, saat melihat kondisi di pasar tradisional, harga daging justru lebih tinggi sampai Rp.100.000 per kilogram. Atas realita itu membuat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa geram melihat kondisi harga daging yang hingga saat ini belum turun.
Bahkan, Hatta telah menginstruksikan otoritas terkait untuk meredam gejolak harga tersebut. Dua kementerian di bawah koordinasi Hatta Rajasa yang bertanggung jawab untuk menekan harga daging adalah Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian.
Dengan melambungnya harga daging sekarang ini kalau saya lihat kemarahan seorang Meteri Hatta Rajasa ada benarnya.
Seharusnya menjelang puasa dan Lebaran harga daging bisa distabilkan, karena masyarakat sangat banyak yang mengonsumsi daging. Mungkin, kalau Hatta yang menjadi Menteri Pertanian kelangkaan seperti ini tidak akan terjadi?
Pengirim:
Vika Indahsari
Alamat: Jl Sunter Permai Raya No. 23 Kel. Sunter Jakarta Utara
