Bisnis.com, KUPANG -- Tim teropong dari Bosscha Bandung bersama staf dari Kanwil Kementerian Agama NTT, Kominfo, BMKG Kupang, dan instansi terkait lainnya akan kembali melakukan rukyatul hilal di Jl. Kartini Kota Kupang, tepatnya di depan bekas rumah jabatan bupati Kupang.
Ini dilakukan setelah pada sehari sebelumnya (Senin, 8/9/2013) hingga pukul 17.00 Wita, tim Rukyatul hilal belum berhasil melihat Hilal (bulan), saat melakukan Rukyat (melihat) di Sulamu Kabupaten Kupang," kata Kepala Urusan Syariah Kanwil Depag NTT, Ening Murtiningsih, Selasa (9/7).
Dia mengatakan hasil Rukyatul Hilal ini pada petang sebentar tidak akan merubah keputusan Pemerintah bersama ormas Islam yang telah memutuskan awal puasa jatuh pada Rabu (10/7) 2013 berdasarkan Sidang Itsbat yang berlangsung di Gedung Kementerian Agama, Jakarta.
"Sidang Itsbat telah memutuskan bahwa 1 Ramadhan 1434 Hijriah jatuh pada Rabu (10/7) 2013, berdasarkan laporan bahwa posisi hilal adalah 0,56 derajat, sangat jauh dari satu bahkan dua derajat," ujar Menteri Agama Surya Dharma Ali saat Sidang Itsbat di Jakarta, Senin.
Selain laporan posisi hilal, Menag mengatakan bahwa putusan tersebut diambil berdasarkan kesepakatan antara Kementerian Agama dan 12 ormas yang menghadiri sidang Itsbat.
"Dari 12 pembicara perwakilan ormas Islam, tidak ada satupun yang menolak laporan yang disampaikan bahwa posisi hilal berada pada 0,56 derajat," katanya.
Dengan demikian, lanjut Menag, pemerintah dan ormas Islam menyepakati bahwa terdapat 30 hari pada bulan Sya'ban 1434 H.
Menurut Ening Murtiningsih, selain keputusan Pemerintah bahwa awal Ramadhan 1434 mulai tanggal 10 Juli, sejumlah peneliti astronomi juga menyatakan awal puasa di Indonesia akan dimulai pada 10 Juli 2013.
Ini berdasarkan hasil penghitungan untuk menentukan posisi bulan (hisab), kemunculan bulan sabit (hilal) baru akan jelas disaksikan (rukyat) pada Selasa petang, 9 Juli 2013.
Astronom dari Institut Teknologi Bandung, Mudji Raharto, mengatakan ketinggian hilal pada 8 Juli masih kurang dari 1-2 derajat dari garis ufuk.
"Kalau pada 9 Juli bulannya sudah tinggi, sehingga pengamatan bisa dimulai," katanya Selasa.
Peneliti astronomi lainnya dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, senada dengan Mudji.
Menurutnya, kemunculan hilal di seluruh Indonesia pada 8 Juli petang ketinggiannya masih kurang dari 2 derajat. "Jadi, kalau ada yang mengaku melihat hilal pada 8 Juli, kemungkinan besar akan ditolak. Karena cahaya bulan sabit yang tipis tidak akan mengalahkan cahaya matahari terbenam," ujarnya.
Meskipun begitu, kata Djamaluddin, Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa pada 9 Juli dan akan berpuasa selama 30 hari. Baik Muhammadiyah maupun yang memulai puasa pada 10 Juli akan merayakan Hari Lebaran serentak pada 8 Agustus.
"Apa pun yang terjadi dengan perbedaan itu, masyarakat disarankan ikuti saja penetapan awal puasa dari pemerintah," kata dia.
Menurut Ening Murtiningsih, Rukyatul hilal yang digelar lagi di Kota Kupang Selasa, petang hanya untuk membuktikan, apakah cuaca dan peralatan serta lokasi yang dipilih di Sulamu Kabupaten Kupang itu,layak untuk Rukyatul hilal pada tahun-tahun mendatang atau tidak.
Selain memang untuk membuktikan bahwa bulan dan matahari akan terlihat pada petang ini,seperti disebutkan para astronot dari ITB itu. (Antara)
Awal Puasa 2013: Bosscha & Pemprov NTT Kembali Gelar Rukyatul Hilal
Bisnis.com, KUPANG -- Tim teropong dari Bosscha Bandung bersama staf dari Kanwil Kementerian Agama NTT, Kominfo, BMKG Kupang, dan instansi terkait lainnya akan kembali melakukan rukyatul hilal di Jl. Kartini Kota Kupang, tepatnya di depan bekas rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Bambang Supriyanto
Editor : Bambang Supriyanto
Topik
Konten Premium