Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Redam Gejolak Inflasi, Pemprov Sulawesi Selatan Gandeng Bank Indonesia

BISNIS.COM, MAKASSAR--Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Bank Indonesia Wilayah I Sulampua (Sulawesi, Maluku, Papua) berupaya menahan gejolak inflasi selama Ramadan dan Lebaran tahun ini.  Mereka mengakui upaya pengendalian

BISNIS.COM, MAKASSAR--Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Bank Indonesia Wilayah I Sulampua (Sulawesi, Maluku, Papua) berupaya menahan gejolak inflasi selama Ramadan dan Lebaran tahun ini. 

Mereka mengakui upaya pengendalian inflasi kali ini jauh lebih berat karena berkaitan dengan dampak penaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

"Ini lebih sulit daripada tahun lalu karena harga BBM subsidi naik," kata Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang ketika membuka pertemuan koordinasi dan pengendalian inflasi Sulsel, Senin (8/7/2013).

Terkait inflasi Sulsel pada Juni yang mencapai 0,56% setelah pada Mei deflasi 0,26%, menurut Agus masih di bawah kendali. "Justru apa yang dikhawatirkan soal gejolak harga konsumen akibat penaikan harga BBM subsidi tidak terjadi."

Agus mengatakan pihaknya bekerja sama dengan BI Wilayah I Sulampua (Sulawesi, Maluku, Papua) lewat Tim Pengendalian Inflasi Daerah maupun Forum Koordinasi Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (FKPPI). Selain koordinasi kebijakan, pihaknya juga saling bertukar informasi terkait stok bahan makanan dan distribusinya.

Kepala Kantor BI Wilayah I Sulampua (Sulawesi, Maluku, Papua) Mahmud menyebut target inflasi pemerintah tahun ini berat untuk dicapai sejalan dengan tekanan dampak kenaikan harga BBM subsidi. Menurutnya, saat in kesediaan stok dan kesiapan distribusi bahan makanan perlu diperhatikan.

Secara year on year (yoy), inflasi Sulsel pada Juni 2013 sebesar 4,36% atau lebih tinggi daripada tahun sebelumnya yang mencapai 3,38%. Inflasi Sulsel itu lebih rendah daripara rerata nasional 5,09%.

Adapun secara bulanan, Sulsel mengalami inflasi 0,56% (month to month) dan inflasi tahun kalendernya sebesat 2,3% (year to date).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper