Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang bisa dibilang menjadi perusahaan air bersih berkinerja terbaik secara nasional. BUMD milik Pemkot Palembang ini bisnisnya sehat yang ditunjukkan dengan perolehan laba bersih di tengah kondisi PDAM yang banyak merugi.Perusahaan ini sempat lama terpuruk di sisi keuangan maupun pelayanan yang kemudian berbalik menjadi untung.
Berikut petikan wawancara Bisnis dengan Direktur Utama PDAM Tirta Musi Syaiful, yang juga Ketua Umum Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia beberapa waktu lalu di kantornya di Palembang. Petikannya :
Bagaimana kondisi PDAM Tirta Musi sekarang?
Sekarang kami jauh lebih sehat. Kinerja pada tahun lalu sudah untung Rp60 miliar. Tirta Musi adalah profil perusahaan BUMD air minum paling sehat. Saat banyak PDAM bergelut masalah rugi, dan terbebani utang, kami terbebas dari utang dan untung cukup besar.
Apa motivasi Tirta Musi ingin segera melunasi utang perusahaan kepada pemerintah itu?
Kami melunasi utang Rp240 miliar pada April 2013 atau sebelum jatuh tempo 2019 untuk menyehatkan perusahaan karena beban bunga tergolong tinggi, 11,75%. Beban bunga yang harus dibayar bisa mencapai Rp1,5 miliar per bulan.
Apa resep Anda membangun Tirta Musi?
Banyak yang kami lakukan ketika membenahi perusahaan. Pada waktu itu tidak jauh beda dengan PDAM lain yang bergelut dengan persoalan buruknya manajerial, pengelolaan keuangan, SDM, tingkat produktivitas, hingga persoalan pemborosan. Saya masuk perusahaan saat dalam kondisi terpuruk dan perlahan kami benahi keuangan maupun layanan ke masyarakat.
Mengapa tidak tertarik menggandeng investor dalam pengembangan bisnis?
Pengembangan bisnis pengelolaan air bersih teknologinya sangat sederhana. Kami bisa melakukan sendiri tanpa bantuan asing. Tirta Musi tidak perlu mencari mitra investor apalagi menggandeng mitra investor asing. Justru rugi kalau menggandeng investor karena harus membagi laba perusahaan.
Tirta Musi kan untung operasionalnya. Sejauh ini kalau soal modal dan investasi kami masih sanggup menyediakannya dan tidak perlu melibatkan mitra investor.
[PDAM Tirta Musi berbenah sejak 2004. Saat itu pelanggannya hanya 94.792 sambungan dan melejit jadi 200.285 sambungan pada 2012. Adapun sumber investasi pada 2004 didominasi dana APBD Kota dan Provinsi Rp22,6 miliar, dan dana PDAM Rp13,54 miliar, adapun APBN Rp4,8 miliar. Kini sumber dana mayoritas berasal dari internal perusahaan]
Bagaimana dengan target tahun ini?
Pendapatan dapat mencapai Rp350 miliar pada tahun ini atau tumbuh 7% - 8%. Pendapatan ini seiring dengan penambahan jumlah pelanggan yang mencapai 20.000 sambungan per tahun.
Berapa dana investasi tahun ini? Apakah akan ada penyertaan pemerintah lagi?
PDAM Tirta Musi juga menyiapkan dana investasi dan rehabilitasi Rp100 miliar. Dana itu murni dari perusahaan tanpa APBD.
Untuk pelayanan, apa yang akan dilakukan dalam waktu dekat?
Studi kelayakan pembangunan instalasi pengolahan air (IPA) guna mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakat Palembang. Saat ini kapasitas IPA mencapai 3.700 liter per detik. Kapasitas sekarang bertahan 2 tahun, setelah itu harus bangun baru, paling tidak kami harus menyiapkan infrastruktur untuk 10 tahun ke depan. Kami sedang melakukan studi kelayakannya.
Apa harapan terhadap peranan pemerintah?
Pemerintah seharusnya dapat mendorong pengembangan air minum untuk masyarakat dengan tidak menerapkan bunga tinggi.
Idealnya bunga yang dibebankan kepada PDAM tidak lebih dari 5% sehingga fungsi sosial perusahaan dapat optimal. Kalau bisa tidak usah ada bunga pinjaman karena bisnis air minum ini kan untuk kepentingan rakyat banyak.