BISNIS.COM, MANADO -- Sekitar 500 juta orang di dunia diperkirakan menggantungkan hidupnya dari tutupan terumbu karang sebagai sumber pangan.
"Kepedulian bersama terhadap penyelamatan terumbu karang harus digugah lagi. Dan komitmen pemimpin dunia harus dimunculkan dalam mengembalikan fungsi terumbu karang," kata Gubernur Provinsi Sulawesi Utara, Sinyo H. Sarundajang, Rabu (19/6).
Coral triangle atau segi tiga terumbu karang dunia, menurut gubernur, memegang peranan strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan dunia.
Segitiga terumbu karang dunia yang meliputi Indonesia, Filipina, Kepulauan Solomon, Papua Nugini, Timor Leste dan Malaysia memiliki keanekaragaman jenis yang sangat tinggi, di antaranya ikan, karang dan organisme laut lainnya.
"Sebagai sumber pangan ini tentu harus dikelola dengan benar serta berkelanjutan. Jangan dirusak," katanya.
Menurut mantan irjen depdagri ini, kondisi terumbu karang dunia saat ini sedang dalam proses penurunan kualitas, sehingga dunia harus benar-benar peduli, mau duduk bersama dan bekerja sama mencari alternatif solusi strategis dalam merestorasi terumbu karang dunia.
Pada 2009, Pemerintah Provinsi Sulut telah melaksanakan "World Ocean Conference" atau konferensi kalautan dunia dan telah menghasilkan Deklarasi Manado yang menggugah kembali kesadaran, semangat dan komitmen dunia internasional.
Dan tahun depan, kata dia, Sulut akan melaksanakan "World Coral Reef Conference", dimana dunia kembali diajak memantapkan agenda strategis tindak lanjut pemanfaatan dan pengelolaan terumbu karang sebagai sumber daya perikanan yang berkelanjutan, sumber ketahanan dan keamanan pangan, serta bisnis yang ramah lingkungan dalam memanfaatkan terumbu karang.
Gubernur menambahkan, Sulut telah mengambil peran dalam merestorasi terumbu karang di wilayah Bunaken dan Likupang dengan teknologi baru yang ramah lingkungan.
Dunia pun harus peduli dan berperan dalam pengelolaannya, karena kerusakannya bukan saja menjadi masalah Sulut dan Indonesia, tetapi dunia. (Antara)