.COM, JAKARTA—Mabes Polri melakukan patroli di wilayah Sulawesi Tengah, menyusul adanya bom bunuh diri yang mengguncang Mapolres Poso.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Suhardi Alius mengatakan patroli tersebut digelar sebagai kesiapsiagaan untuk memberikan rasa aman kepada kepada masyarakat pasca kejadian yang meresahkan tersebut di Poso.
Tak hanya itu, Polri juga menjaga dengan keamanan ketat dengan kekuatan penuh terhadap sejumlah tempat lainnya, termasuk di Polda Sulteng.
“Bukan hanya Poso yang kami amankan tapi semua Sulteng [Sulawesi Tengah]. Kami akan siap siaga di tempat-tempat lainnya,” tegasnya, Senin (3/6).
Selain itu, Polri hingga kini masih menyelidiki keterkaitan pelaku bom bunuh diri tersebut dengan narapidana sebelumnya yang melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tojo Unauna, Sulawesi Tenggara, atas nama Moh. Basri alias Ayas terkait terorisme.
Begitu juga dengan keterkaitannya dengan jaringan teroris lainnya, khususnya dari teroris Solo.
“Apakah itu ada kaitannya dengan itu [Basri] dan jaringan lainnya kami sedang dalami. Jangan terlalu awal dan biarkan tim kami bekerja di lokasi. Nanti dari temuan itu akan kita urai. Apakah ada kaitan dengan tokoh-tokoh tersebut.” ujarnya.
Sebelumnya, pelaku bom bunuh diri yang terjadi pada hari ini, Senin (3/6/2013), sekitar pukul 8.03 Wita di Mapolres Poso, Sulawesi Tengah.
Kronologisnya, papar Suhardi, pelaku menggunakan motor Yamaha Jupiter dan membawa tas ransel, lalu masuk ke dalam Mapolres dengan melintasi pos penjagaan.
Kemudian pelaku mengarah ke Masjid At-Taqwa yang ada di dalam Polres Poso. Pelaku sudah diingatkan oleh petugas, tetapi tetap jalan terus. Adapun, jarak antara pos penjagaan dengan Masjid sepanjang 50 meter.
Bom meledak sekitar pukul 8.03 Wita, setelah pelaku menerobos pintu penjagaan Polres yang dijaga petugas Sabhara Polres Poso. “Bom meledak tepat di depan Masjid At-Taqwa yang jaraknya sekitar 15 meter,” ungkapnya.
Menurutnya, ledakan tersebut dipicu bermula terdengar ledakan kecil yang selanjutnya diikuti ledakan besar yang menghancurkan tubuh pelaku. “Tapi wajah masih bisa diidentifikasi. Wajah pelaku masih dibersihkan karena berlumuran darah.”