BISNIS.COM, BEIRUT-Gerilyawan Hizbullah berperang hingga titik darah penghabisan melawan pemberontak Suriah di perbatasan timur Lebabon pada Minggu (2/6/2013).
Seorang sumber keamanan mengatakan, setidaknya 12 pemberontak tewas dalam pertempuran mematikan di timur Lembah Bekaa kota Baalbek, Lebanon.
Akan tetapi, jumlah korban tewas itu masih belum jelas hingga badan jenazah selesai dievakuasi dari daerah perbatasan terpencil. Selain itu, satu pejuang Hizbullah meninggal.
Konflik 2 tahun Suriah semakin meningkat dan merembet ke negara tetangganya, dengan pertempuran hebat yang menggempur kota Tripoli di Lebanon utara, begitu juga dengan sejumlah roket yang menghantam Lembah Bekaa dan Beirut Selatan.
Muslim Syiah Hizbullah, yang mendukung Presiden Bashar al-Assad, berperang bersama pasukannya untuk mengusir pemberontak dari perbatasan Suriah, Qusair, sedangkan pejuang Muslim Sunni Lebanon telah bergabung dengan revolusi anti-Assad.
"Pertempuran terakhir terjadi di dekat Ain el-Jaouze, wilayah Lebanon yang meluas di Suriah, dan para pemberontak kemungkinan telah diserang ketika mereka memasang roket ke daerah-daerah Syiah di Lembah Bekaa," kata sumber itu seperti dikutip Reuters, Minggu (2/6/2013).
Sementara itu, pemberontak mengatakan mereka akan melancarkan serangan di Lebanon dalam menanggapi dukungan Hizbullah atas penyerangan Assad di Qusair, yang merupakan kota strategis bagi pasokan senjata pemberontak dan pejuang yang yang datang dari Suriah dari Lebanon.
PBB mengatakan bahwa hingga 1.500 orang terluka dan kemungkinan terperangkap di Qusair dan pejabat PBB telah menyerukan genjatan senjata dengan segera demi memberikan pengobatan kepada korban terluka.
Palang Merah Internasinal yang meminta akses, mengatakan segera siap memasuki Qusair untuk memberikan bantuan.
Namun, televisi nasional Suriah menyebutkan, Menteri Luar Negeri Walid al-Moualem berkata kepada Sekjen PB Ban Ki-Moon melalui telepon, bahwa Palang Merah harus menunggu sampai operasi militer di daerah tersebut selesai. (ra)