BISNIS.COM, SEMARANG -- Sejumlah sekolah swasta di Kota Semarang mulai menerima pendaftaran siswa baru kendati pelaksanaan penerimaan peserta didik (PPD) negeri baru dimulai akhir Juni 2013.
Seperti diungkapkan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Perdana Semarang Trias Puji Rokhani sudah ada orang tua siswa yang mendaftarkan siswa meski pendaftaran belum resmi dibuka.
Menurut dia, pendaftaran siswa baru SMK Perdana rencananya baru dibuka secara resmi pada awal Juni 2013, tetapi beberapa orang tua siswa sudah ada yang mendaftarkan anaknya ke sekolah tersebut.
"Biasanya, mereka yang mendaftarkan lebih dulu adalah yang sudah pernah menyekolahkan anaknya di sini. Kemudian, anak-anaknya yang lain juga didaftarkan. Kami kan tidak bisa menolak," katanya di Semarang, Rabu (29/5/2013)
Ia menyebutkan SMK Perdana pada tahun ajaran 2013/2014 akan menerima sebanyak tujuh kelas, dan sementara ini sudah terpenuhi sekitar 40 persennya dari para calon peserta didik yang mendaftar awal.
"Kami memang kenakan biaya untuk pendaftaran. Ini kan menjadi semacam ikatan agar mereka yang sudah mendaftar di sini tidak mencabut berkasnya di kemudian hari," kata Trias.
Hampir senada, Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) IT PAPB Semarang Ramelan juga mengakui sudah banyak orang tua menginginkan anaknya masuk meski pendaftaran secara resmi belum dibuka.
"Yang meminta secara lisan sudah banyak dan kami hanya menampungnya. Sebab, pengumuman kelulusan SD kan belum ada. Nanti kalau sudah ada baru bisa kami buka pendaftaran siswa baru," katanya.
SMP IT PAPB, kata Ramelan, berencana menerima sebanyak 150 siswa pada tahun ajaran baru mendatang dan sejauh ini sudah cukup banyak orang tua yang mendaftarkan anaknya ke sekolah tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bunyamin mengakui sudah adanya sejumlah sekolah swasta yang membuka pendaftaran siswa baru meski PPD untuk sekolah negeri rencananya baru dimulai awal Juni 2013.
"Kami sebenarnya sudah mengimbau seluruh sekolah, termasuk swasta agar serentak dalam melakukan penerimaan siswa baru. Namun, kalau ada satu-dua sekolah yang mendahului ya bagaimana lagi," katanya.
Ketakutan sekolah swasta tidak akan mendapatkan siswa jika tidak mendahului menerima siswa, kata Bunyamin, sebenarnya tidak perlu karena masyarakat sudah cukup cerdas untuk memilih sekolah bermutu.